Khali
(Bebas)
.
.
.
.
〰Pagi ini cerah tapi nggak dengan suasana hati seseorang yang kini tengah menuju ruang pantry di kantor. Jalannya sedikit dihentak-hentak belum lagi auranya yang tidak enak untuk di dekati.
"Kamu kok gak bilang kalo dia resign?" tanyanya menuntut jawaban.
Jaehyun yang berada di pantry hanya diam. Menatap cewek tersebut yang kini mengomel, sedikit frustasi.
"Bukan bermaksud apa-apa aku gak bilang ke kamu, tapi dulu aku pernah bilang aku gak bakal bantuin kamu lagi."
Cewek tadi menatap sengit Jaehyun, "Kamu belum tau kalau Pinky itu adeknya? Jadi dia lagi gak deket sama siapa-siapa dan ini peluang besar buat aku deketin dia lagi."
"Maaf, tapi gak bisa. Aku udah capek ikut campur urusan percintaan orang."
"Jaehyun!"
"Udah ya, dari awal ini idemu buat aku macok-macokin Kun sama cewek, sementara keluarganya gak pada setuju Kun nikah lagi. Cinta gak bisa dipaksain, udah ikhlasin aja."
Cewek tadi menangis. Entah mengapa tapi rasanya begitu sakit. Dia yang sedari dulu mengharap cintanya terbalas kini hanya bisa hidup sendiri dengan keegoisan yang optimis bahwa ia berjodoh dengan Qian Kun.
"Vey, udah waktunya kamu move on, cari cowok di luar sana yang lebih ngerti kamu. Yang lebih nganggep kamu spesial. Cowok gak hanya Qian Kun aja."
"Tapi Qian Kun yang udah aku perjuangin!"
"Tapi Kun gak pernah nganggep kamu lebih, dari pada sakit hati coba sekarang kamu lihat di sekitar, lihat di jalanan, cafe, atau tempat-tempat lain. Cari cowok yang ngertiin kamu. Kalau nggak berjodoh memang mau kamu apain lagi? Gak bakal bisa bersatu. Ini takdir."
Ucapan Jaehyun cukup menampar Vey saat itu. Ia terlalu egois untuk mendapatkan cintanya, sementara ia tak peduli dengan penderitaan orang lain.
"Nih minum, tenangin emosimu. Aku balik dulu."
Jaehyun meninggalkan pantry, menyisakan Vey yang tengah merenungi perbuatannya.
✧*。
"Bapak! Lucas berangkat dulu!" jerit Lucas dari depan, sedang bapaknya sedang mencuci piring di dapur.
"Iya, hati-hati!"
"Woke sip!"
Tak lama kemudian muncul Upin & Ipin. Sambil menenteng tas Yangyang dan Hendery duduk di kursi meja makan dan mulai sarapan.
"Hari ini bapak anter ya."
Dua bocah tadi langsung menatap Kun berbinar. Setelah sekian lama akhirnya bisa diantar jemput bapaknya lagi.
"SIAP!" ujar keduanya kompak.
"Ayo Der cepetan makannya, nanti vati nunggu lama loh."
"Iya sabar masih motong *albaydul maqliyu." /trans: telur goreng/
Kun yang lihat tingkah anaknya cuma bisa senyum. Seneng aja gitu, lihat Yangyang sama Hendery seceria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak Tangguh | Way V
Hayran KurguSeorang single parent yang tiap harinya harus menahan sabar karena mengurus enam anak sekaligus. "Kapan saya bisa rebahan?" ⚠WARNING!⚠ •Bahasa kasar •Sifat-sifat durhaka (anak baik jangan ditiru!) •Problematika rumah tangga ...