Ternahak
(bangkit)
.
.
.
.
┈☽✧┈Kehidupan Pak Kun benar-benar berubah setelah kematian sang istri yang tidak terduga. Pak Kun sebagai kepala keluarga harus selalu siaga buat anak-anaknya.
Menjadi seorang single parent tidaklah mudah. Pak Kun harus banting tulang rapat kesana kemari, mengerjakan berbagai pekerjaan, dan juga harus bisa menjadi ibu. Bukan berarti Pak Kun menyusui anaknya. Tetapi memberikan gizi terbaik untuk anak-anaknya, menyiapkan segala keperluan anak, membereskan rumah, dan pekerjaan yang biasa ibu rumah tangga lakukan.
Capek, tentu saja. Mengurus enam anak sekaligus tidaklah gampang, harus memiliki mental yang kuat, mengalahkan mental seorang paskibraka atau tentara manapun. Meski anak-anaknya sudah ada yang bisa melakukan berbagai macam hal sendiri, tapi terkadang mereka bisa juga manja bahkan lebih manja dari si bungsu.
Terkadang ibu-ibu komplek jadi kebingungan melihat keluarga Pak Kun ini. Merasa kasihan juga karena tiap harinya Pak Kun harus mengurus enam anak sekaligus.
Apa tidak ingin menikah lagi?
Ya, sempat terpikirkan sebenarnya. Namun Pak Kun masih belum yakin akan hal itu, lantaran keenam anaknya tampak tak membutuhkan kehadiran sosok ibu baru. Mereka juga tampak biasa-biasa saja tanpa banyak protes. Bahkan Yangyang saja tidak pernah menanyakan sesuatu lagi tentang ibunya, meski ia tahu kalau ibunya telah berada di rahmatullah.
Pak Kun sebenarnya merasa bersyukur bisa melihat anak-anaknya yang mau memahami kondisi dan mengikhlaskan kepergian ibu mereka. Senyuman itu merekah begitu saja di wajah tampan duren alias duda keren bernama Kun.
Plak!
"Ihhh ayah! Winwin itu lagi cerita tau! Malah senyum-senyum. Kan takut!"
Seketika Pak Kun tersadar dari lamunannya. Menengok kearah anak kedua yang sudah merengut lucu seperti anak ayam di serial anime Malaysia berjudul Upin & Ipin. "Iya maaf, tadi cerita apa?"
Winwin cuma mendengus, lalu berkata, "Males ngomong sama ayah! Ayah suka ngelamun akhir-akhir ini, heuh!"
Marah, Winwin langsung meninggalkan Pak Kun di gazebo depan rumah. Pergi begitu saja menuju kamar. Pak Kun hanya bisa mengelus dada, sabar.
Tiba-tiba suara pagar terbuka, menampakkan sosok tinggi besar tapi bukan buto ijo melainkan anaknya, Lucas. Laki-laki berbadan bongsor itu berjalan memasuki rumah.
Bajunya kucel, ada peluh dibeberapa tempat. Bahkan wajahnya glowing mengalahkan wajah Ten. Pak Kun terheran-heran. Apa yang telah diperbuat anaknya?
"Lucas, kamu habis ngapain?"
Seketika langkah Lucas terhenti dan menengok ke belakang. Tersenyum seperti maling ketahuan mencuri. "Hehe, habis itu pak, makan."
"Makan apa? Sampe baju kamu kucel begitu, wajahmu itu juga tiba-tiba nggilap ngalahin ubin rumah."
"Makan rujak tadi di rumah Mark," alasan Lucas lalu hendak melangkah memasuki rumah. Seketika Pak Kun menghadang jalan masuk Lucas. Ditatapnya lekat anak ke tiga yang selalu saja buat ulah.
Diamati, dicermati, dianalisis, sampai tiba-tiba ditemukan sesuatu yang aneh. Bibir Lucas tampak nyonyor seperti bibir biduan yang pakai gincu merah merona.
"Itu bibir habis disengat tawon?" celetuk Pak Kun sambil natap anaknya aneh. Lucas panik sendiri jadinya.
Melihat pergerakan Lucas yang mencurigakan bagai anak-anak nongkrong tengah malam yang dihampiri polisi 86, Pak Kun cuma bisa mengerutkan alis, "Kok lirik kanan, lirik kiri matanya? Lagi komunikasi sama malaikat Raqib, 'Atid?"
"Eh enggak, tadi itu rujak punya Mark pedes banget dikasi cabe 10 sendiri, ngalah-ngalahin mi setan terus aku nyoba, eh ketagihan."
"Yang bener?"
"Iya sumpah suwir, gak boong aku, kalo aku bohong ditampol malaikat 'Atid pake buku amal burukku."
"Ngadi-ngadi kamu, udah sana mandi baunya udah kaya kena azab begini."
Lucas langsung pergi masuk kedalam rumah. Lari terbirit-birit ke kamarnya lalu dikunci dari dalam. Pak Kun lagi-lagi geleng kepala seperti di tempat disko. Emang dulu sempat jadi anak dunia malam sebelum bertobat dan menjadi bapak yang bertanggung jawab seperti sekarang.
✧*。
"Abi, ana lapar mau makan *khubzun sama *labanun," /trans: roti, susu kaleng/ Dery tiba-tiba nyeletuk disaat asik-asiknya nonton acara dangdut. Pak Kun lantas menengok ke arah anak ke limanya dan berkata,"Mau pizza?"
"OH YA PASTI MAU LAH!"
Tidak diajak bicara, tapi Lucas menyaut saja. Memang kalau urusan makanan tidak akan pernah ada habisnya kingkong yang satu ini. Ke lima anak pak Kun sisanya yang belum menanggapi langsung ikut manggut-manggut mengiyakan apa kata bapak mereka.
"Ya udah, Ten tolong pesenin ya," Pak Kun menyuruh anak pertama untuk memesan pizza. Tanpa tunggu lama ke-enam anak Pak Kun bergerumbul merencanakan ingin pesan pizza apa saja.
Pak Kun cuma bisa senyum saja liat anak-anaknya yang guyub rukun. Terkadang memang hidup sebagai single parent sangatlah berat, namun jika bisa melihat kondisi anak-anaknya yang tumbuh dan ceria, meski tanpa hadirnya ibu dapat membuat hati pak Kun merasa senang. Rasanya seperti menjalankan amanah dari sang istri yang sudah lama pergi.
Mungkin itu juga alasan kenapa Pak Kun tak kunjung ingin mencari pengganti istrinya. Ia ingin menjalankan amanah mengasuh anak-anaknya ini hingga sukses, seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak Tangguh | Way V
Hayran KurguSeorang single parent yang tiap harinya harus menahan sabar karena mengurus enam anak sekaligus. "Kapan saya bisa rebahan?" ⚠WARNING!⚠ •Bahasa kasar •Sifat-sifat durhaka (anak baik jangan ditiru!) •Problematika rumah tangga ...