19

1K 258 41
                                    

Gul
(Bunga Mawar)
.
.
.
.
.˚‧º· ‧º·˚.

"ABI TELAH TIBA, ABI TELAH TIBA HORE HORE HORE HATIKU GEMBIRAAA," senandung Hendery keluar dari kamar mandi.

"Belum tiba papa masih nanti pulangnya rada sorean," tegur Xiaojun lalu ia masuk ke kamar mandi.

"Iya sih tapi gak apa lah pokoknya hari ini abi udah pulang! Yey! Dibawain candi."

Hendery benar-benar dalam mood yang baik hari ini. Sebenarnya semua juga dalam mood yang baik hanya saja mereka menyimpan sesuatu. Rasa curiga pada sang bapak dan Vey si tukang spill.

"Dery, kamu ada *Radiergummi gak?" /trans: penghapus/ tanya Yangyang yang baru saja keluar kamar.

"Ada, mau yang mana? Joiko, feberkesel, kinko, stedler, besar, apa yang warna warni bentuk telor ceplok, biskuit, cake, es campur?"

"Yang feber aja."

"2000 ya dik."

"Ish! Kok malah jualan kan Yangyang minta."

Hendery cuma ketawa-ketawa aja terus masuk ke kamarnya buat ngambil penghapus pesenan Yangyang.

"Nih, gak usah bayar, karena tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang dibawah," ujarnya sambil menyodorkan penghapus ke Yangyang.

Yangyang nerima dan langsung membalas Dery, "tapi tangan kita kanan kiri bukan atas bawah."

"Sialan! Eh astaghfirullah."

Setelahnya Yangyang ngibrit masuk ke kamarnya lagi.

Pagi ini super sibuk semua beres-beres rumah. Mulai dari kamar masing-masing sampe halaman rumah pun dibersihin. Emang ya kalau lagi ditinggal ortu tuh jiwa-jiwa rajinnya muncul.

"WOY BAJU YANG KOTOR KUMPULIN SEMUA MAU GUE BAWA KE LAUNDRY!" jeritan Ten menggelegar membuat yang tadi sibuk nyapu-nyapu sampe berhenti.

Abis kenceng banget bor kek pake toak.

"Bentar!" seketika semua pada lari kesana kemari ngambilin baju kotor mana saja yang mau dicuci.

Selesai kekumpul Ten langsung pergi ke laundry -an.

"Huft, capek juga ya," ujar Winwin sambil rebahan di sofa.

Xiaojun yang sama capeknya menimpali,"Heeh, gini nih resiko rumah kebanyakan ruangan cape bersihinnya."

"Dery Yangyang sama Lucas mana?"

"Gatau ge."

Winwin beranjak dari duduknya dan mengelilingi rumah mencari ketiga adiknya yang entah dimana. Waktu lewat kamar ayahnya Winwin berhenti sejenak.

"Kok ribut-ribut?" gumam Winwin.

Dibukanya pintu kamar ayahnya. Betapa terkejutnya Winwin waktu melihat ketiga adiknya membongkar laci dibawah kasur milik sang bapak.

"KALIAN NGAPAIN?! NYOLONG YA!" jerit Winwin heboh.

"HEH ENGGAK!" balas Hendery sambil menyilangkan tangan.

Bapak Tangguh | Way VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang