9

1.7K 311 60
                                    

Klandestin
(Secara rahasia; secara diam-diam)
.
.
.
.
༶•┈┈⛧┈┈•༶

Kamar itu kini sepi tinggal lampu belajar saja yang menyala. Itupun tidak terlalu terang. Seorang bocah tengah terduduk di kursi belajarnya dan tengah asik menulis sesuatu.

Selesai menulis dengan krayon berwarna hitam ia meletekkan kepalanya di meja belajar. Menangis tanpa suara setelahnya.

✧*。

Tidak terasa sudah liburan semester, jadi semua anggota keluarga bisa berlibur atau hanya sekedar di rumah sambil rebahan. Kun yang hari itu tiba-tiba ambis ingin bersih-bersih rumah pun langsung menyambar sapu, cikrak (pengki), bahkan kemoceng berwarna hijau neon seperti rambut Billie Eilish yang cetar membahana.

"Tumben?" ujar Lucas sambil menatap bapaknya yang sudah seperti ob.

Mana ada ob gantengnya kaya Qian Kun??

"Emang kenapa? Ohhhh mau bapak suruh-suruhkan kamu."

Setelahnya Pak Kun menyerahkan sapu dan cikrak pada Lucas. Lucas malah dadah-dadah ke Pak Kun.

"Ngapain dadah-dadah, sini bantuin nyapu!"

Gagal sudah niatan Lucas untuk menjaili bapaknya. Sekarang malah dia yang nyapu-nyapu, sedangkan bapaknya asik membersihkan debu dibeberapa perabotan. Sama-sama kerja sih.

"Wahhh senang sekali melihat babu-babuku rajin bekerja," ucap Ten dengan setoples astor dipelukkan.

"Anak kurang ajar!"

Pak Kun langsung ancang-ancang mau melempar kemoceng.

Ten langsung lari terbirit-birit.

Syukurlah sekarang kediaman Qian Kun mulai mendekati kata berdamai. Karena anak-anaknya sudah mulai berbicara padanya lagi terutama Hendery.

Tapi Yangyang...

Pengecualian jika untuk si kecil. Dia masih merajuk. Entah Kun harus berbuat seperti apa lagi karena memang benar-benar ini pertama kalinya Yangyang merajuk hingga berminggu-minggu.

Sedang asik bersih-bersih kamarnya, Kun langsung kepikiran untuk mampir ke kamar Yangyang.

Knop pintu diputar lalu pintu dibuka, setelahnya dijilat dan dicelupin. Ya tentu tidak.

Dilihatnya kamar milik Yangyang yang terbilang cukup lebar itu, sedikit berantakan. Ada beberapa baju dan mainan yang berserakan di lantai. Bahkan handuk selesai mandi belum dijemur.

"Yangyang kapan kamu mau ngomong lagi sama bapak? Ngajak beli gorengan tiap sore, main air lagi di taman belakang atau ngasih makan kucing di jalan."

Monolog Kun sambil melipat beberapa pakaian dan diletakkan di lemari. Setelah itu ia membersihkan meja belajar Yangyang yang terlihat berantakan karena banyak tumpukan kertas.

"Bagus nih gambarnya harusnya dipajang di ruang keluarga."

Lagi-lagi bicara sendiri.

Asik membersihkan meja belajar Yangyang, tiba-tiba selembar kertas terlihat mengintip keluar dari laci meja. Diambilnya kertas itu dan dilihat gambaran Yangyang dengan krayon.

Bapak Tangguh | Way VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang