13

1.5K 287 21
                                    

Arunika
(Cahaya matahari pagi sesudah terbit)
.
.
.
.
∘𖥸∘

Sudah satu minggu keluarga Pak Kun ini berlibur. Kini mereka sudah sampai di rumah. Menata beberapa barang lalu beristirahat atau sekedar bermain. Pak Kun yang baru saja memasuki rumah tiba-tiba mendapat telpon dari kantornya.

"Maaf pak tadi saya masih di jalan gak berani ngangkat telpon."

Ten yang tadinya mau manggil papskinya buat makan langsung mengurungkan diri dan langsung balik ke dapur buat nata makanan yang baru aja dia masak.

Ya bukan masakan yang aneh-aneh sih, cuma masak mie sama tteokbokki instan. Adek-adeknya Ten langsung pada kumpul dan ngambil piring masing-masing buat makan. Tidak lama kemudian Pak Kun datang wajahnya kelihatan muram.

"Papski, mam dulu yuk!" ajak Ten sambil ngambilin Pak Kun mie sama tteokbokkinya.

"Hm makasih ya. Kalian makan yang banyak."

"Gak usah diingetin pak, tiap hari juga makannya buanyak," Lucas menyahut sambil memberikan tteokbokki miliknya ke piring Pak Kun.

"Tumben bagi-bagi meski sebiji?" tanya Pak Kun sambil senyum.

"Waduh rapopo pak, sekali-sekali," jawab Lucas setelahnya ia melanjutkan makan.

Waktu mau melangkahkan kaki menuju ruang kerja Pak Kun dihalangi oleh anak bungsunya. "Vati mau kemana? Ayo makan sama yang lain."

"Bapak masih ada kerjaan," jawab Kun sambil mengelus rambut Yangyang.

"Huh! Kerja! Kerja! Kerja! Makan duluuu! Baru kerja!" sentak Yangyang yang tidak terima kalau vatinya ingin bekerja.

"Yangyang."

"GAMAU TAU POKOKNYA VATI MAKAN SAMA YANGYANG, SAMA ANAK-ANAKNYA VATI!"

Pasrah, Pak Kun langsung ikut gabung di meja makan dengan anak-anaknya. Yangyang langsung duduk di tempatnya dan melanjutkan makan.

✧*。

Sinar matahari pagi mulai mengganggu tidur nyenyak Winwin. Matanya terbuka perlahan lalu segera menuju kamar mandi. Beres dengan acara mandi paginya, Winwin menuju dapur untuk mengambil air minum.

"Oy John, katanya dinas lusa? Beneran emang?" suara Pak Kun yang memecah keheningan rumah, membuat Winwin menghentikan minumnya.

Menengok sedikit kearah ruang kerja sang ayah dengan perasaan tidak enak.

"Jangan mikir yang nggak-nggak Win," batinnya lalu melanjutkan minum.

"Waduh gimana ya, ini kalau anakku ta tinggal kasian juga. Masa dititipin ke rumah utinya?"

Winwin diam seketika.

"Ayah mau dinas?"

"Yaudah deh ntar malem aja abis pulang kantor aku diskusi dulu sama anak-anak."

"Oke makasih ya."

Setelah sambungan terputus Pak Kun keluar dari ruang kerjanya dan langsung menatap kearah Winwin dengan tatapan terkejut.

Bapak Tangguh | Way VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang