Jari jemari tak lagi bersentuhan dengan kulitmu yang halus. Pakaianmu masih saja menutupi kecantikanmu. Lantunan suaraku sudah berhenti membaca aksaramu. Padahal engkau yang paling rindu mendengar suaraku. Sedangkan wajahmu masih menyisakan bekas rindu di hati. Hati yang dipenuhi kubangan. Kubangan yang seringkali menghambat hidayah. Wahai lembar demi lembar petunjuk hidup. Aku ingin selalu membuka helai demi helai keajaiban yang telah diwariskan itu. Agar tangan menjadi candu menyentuhnya, seperti menikmati dunia dan seisinya. Namun seringkali dunia itu yang menyibukkan aku darimu. Maka berilah aku petunjuk, Ya Al-Hadi.
~Nst

KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Pikiran ✔ (SUDAH TERBIT)
PoetryBELUM TERSEDIA DI GRAMEDIA [Sinopsis] Recehan aksara yang diuntaikan lewat literasi adalah cara yang tepat untuk mengontrol segala bentuk emosional. Puisi-puisi ini hadir untuk memberi nasihat kepada diri sendiri sebagai bahan evaluasi, ia menjadi p...