Ketika sudah kau ikat aku dengan afiks dalam sajak yg hilang, maka dengan apalagi pujangga tanpa juang. Jika tak ku pancing si antagonis nikmati syair yg melayang, maka dengan apalagi aku akan terbang.
Kalau hanya bangun wacana dalam kehendak yg girang, sampai mana pula aku bisa berkembang. Jika kau dapat tunduk seperti semua rima asy-syams yg terang, cukuplah itu supaya bagiku tak rasakan igauan di atap gedung.-Nst
KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Pikiran ✔ (SUDAH TERBIT)
PoésieBELUM TERSEDIA DI GRAMEDIA [Sinopsis] Recehan aksara yang diuntaikan lewat literasi adalah cara yang tepat untuk mengontrol segala bentuk emosional. Puisi-puisi ini hadir untuk memberi nasihat kepada diri sendiri sebagai bahan evaluasi, ia menjadi p...