Kamu Bos, kan? Bosan dengan muka.
Tutup mata, ambilkan aku sepotong balok kayu.
Pukul ke kepalaku. Silakan.
Kita gantian. Jika kamu tidak kena, berikan aku kesempatan membalas. Jika kamu mengenaiku, sama-sama habislah badan kita.
Tiada yang menang. Buka matamu lagi.
Tiada yang terjadi, bukan?
Lihat daku yang tersenyum di depanmu.
Lalu tutup matamu lagi.
Bayangkan sepotong roti. Bukan! Bukan mengambil roti, tetapi bayangkan saja. Suapi daku.
Bukankah kau yang pertama lebih tersenyum, meski matamu tertutup oleh jarak sekalipun?
Begitulah damai, tentram.~Nst

KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Pikiran ✔ (SUDAH TERBIT)
PoesíaBELUM TERSEDIA DI GRAMEDIA [Sinopsis] Recehan aksara yang diuntaikan lewat literasi adalah cara yang tepat untuk mengontrol segala bentuk emosional. Puisi-puisi ini hadir untuk memberi nasihat kepada diri sendiri sebagai bahan evaluasi, ia menjadi p...