Perpisahan bukan hanya memberikan kita kehilangan, ia hanya menambah setahun demi setahun kerinduan. Semakin lama jarak itu, maka semakin rindu tak tertahan. Perpisahan bukan hanya menghilangkan pandangan, ia hanya menambah sekelut melut kenangan. Semakin hilang kekuatan jasmani, maka rohani semakin mengguncang badan. Kita sangat kuat untuk menyimpan ingatan manis sepahit kopi, tetapi rasa pahit dapat menghias senyum manis di masa depan. Meski sebenarnya kita baru sadar pada masa depan ini, hal itu tidak serta merta lagi hadir dalam genggaman. Dan hari ini, tanganku bertepuk dengan sebelah, tetapi suara tepukan masih terdengar bersama hujan. Namun kenangan itu akan tetap abadi, sebab aksara takkan pernah lari dari perpisahan. Tenang saja, semua perpisahan dapat dipersatukan kembali dengan karya tulis, sehingga kita bisa menjemput sejuta kerinduan. Terimakasih pernah hadir dalam masalalu yang mengesankan :)
~Nst

KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Pikiran ✔ (SUDAH TERBIT)
PuisiBELUM TERSEDIA DI GRAMEDIA [Sinopsis] Recehan aksara yang diuntaikan lewat literasi adalah cara yang tepat untuk mengontrol segala bentuk emosional. Puisi-puisi ini hadir untuk memberi nasihat kepada diri sendiri sebagai bahan evaluasi, ia menjadi p...