Chapter 7

16 4 4
                                    

Jangan lupa vote, komen dan sahre cerita ini keteman-teman kalian lainnya.

Ini daku lagi malas buat note panjang.

Jadi bantu daku nemu typo ya

Happy reading.

[Alveara danisa]

Waktu berlalu begitu cepat, mentari terbit memancarkan sinar surya yang indah. Arkais romansa yang lesap dalam cepatnya waktu. Aku pergi meninggalkan luka yang besar untukmu dan kembali untuk memperbaiki. Salam dariku.

***

Sore ini aku duduk diam di cafe last of the love. Namanya memang unik sekaligus bagus. Katanya nama itu punya filosofinya. Aku pikir semua cafe tidak punya filosofi, ternyata cafe ini ada. Menu disini juga sangat unik dan menarik. Contohnya seperti jus rasa bucin, sebenarnya aku pengin ketawa. Emang ada minuman seperti itu? Tapi rasanya bener-bener enak. Dan makanan disini juga enak, ada juga makanan dengan sewajarnya. Tapi disini aku lebih suka dengan menu romansa kelam walaupun namanya aneh rasanya sangat enak cocok untuk perasaan sedih dan bahagia juga.

Makanan romansa kelam dibuat dengan balutan coklat dan ditaburi dengan keju leleh. Aku tidak tau bahan inti makanan ini. Tapi ini sungguh enak dan menggugah selera. Cafe ini didesain dengan nyaman, dengan gaya sederhana namum kesan indah melekat disini. Apalagi setiap meja disediakan pelita yang cantik, tapi pelita ini seperti di game plants vs zombie itu. Aku tidak tau namanya. Aroma ekaliptus juga mengisi diruangan ini.

"Hai udah lama nunggu ya?" Aku terkejut saat dia tiba didepanku.

"Gak kok, paling baru 30 menit yang lalu," dia meringis pelan.

"Sori gue ketiduran," ujarnya.

"Selalu aja gitu, sampai punya pacar nanti. Baru tau rasa," jawabku. Dia hanya nyengir kearahku.

Kami kesini hanya ingin bertemu, dia katanya mau pindah kesekolah baru ku. Katanya disana makin buruk keadaannya, memang dulu sma kami menjadi favorit. Tapi, sejak ketahuan banyak pemakai barang terlarang. Sma kami dicap sekolah terburuk. Sekarang banyak pemeriksaan setiap murid. Aku segera pindah dan pastinya sudah diperiksa.

Dia Kalven Atlanta. Namanya sangat bagus, dia sangat barbar disekolah. Walaupun barbar tapi nilainya gak rendah-rendah amat. Dia itu penyayang dan suka membantu orang. Walaupun dari keluarga yang berada dia tetap sederhana, dan tidak sombong.  Aku teringat akan pertemuan pertama kami, yang menurutku sangat absurd

Flashback on

Saat itu aku berjalan sendiri dikoridor SMA harapan bangsa. Ya seperti yang lainnya sebagai murid baru harus jadi kalem dulu. Aku melihat banyak siswa siswi yang berkumpul didepan kelas masing masing. Mungkin ingin melihat kami para murid baru. Saat diperjalanan menuju kelas, ada sesorang siswa yang lari dari arah sampingku. Hingga aku dan dia terjatuh kelantai bersama.

"Aduh mbak, kalau jalan liat liat dong," ujarnya sambil merapikan bajunya terkena debu.

"Hei yang lari siapa juga, gue jalan santai mana bisa nabrak," aku mendelik tajam kearah laki laki jangkung itu. Lalu berusaha membersihkan rokku.

"Emang disini ada tulisan dilarang lari?" Tunjuknya pada dinding sisi lorong.

"Tapi tempat ramai harus hati hati dong," ujarku lagi. Eh dia malah bengong, mulutnya terbuka lagi.

"Hei mas, mas dugong," dia terkejut saat aku menepuk pundaknya. Mungkin terpesona sama kecantikan aku wkwk.

"Eh sori, kenalin gue kelvan atlanta," ujarnya sambil mengulurkan tangan kanannya pada ku.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang