Chapter 14

6 2 0
                                    

Holla teman-teman balik lagi bersama daku. Di lapak ini, jangan lupa buka lapak GreVo3

Pokoknya jangan lupa tinggalkan jejak, seperti vote, Komen, dan share cerita ini keteman teman kalian lainnya.

Dan follow akun ig author. di bio akun wp author ya guys

Bantu daku nemu typo

Happy reading.

[Rado alfrendo]

Setelah keluar dari ruang BK aku menuju UKS untuk mengobati lukaku. Memang lukaku tidak banyak dari pada Daniel. Tapi hanya memar kecil dibagian pipi dan kepalaku yang masih terasa sakit. Apa aku terkena geger otak? Astaga pemikiran macam apa itu. Aku selalu berpikir random akhir-akhir ini. Banyak hal yang menganggu pikiranku. Terutama pada drama bersama Alve. Apa aku bisa mengcangkup dua buah seni dalam satu acara? Itu sangat membuatku pusing.

Setelah sampai dikelas, banyak yang menanyakan berita tadi. Aku hanya menjawab karena bola basket. Seperti apa yang dilihat oleh mereka. Aku tidak peduli lagi bagaimana tanggapan mereka tentang perilaku ku nanti, walaupun aku terkenal dengan murid pintar kalem barbar + gans. Semoga itu bisa membantu mereka mengubah pandangan tentang kejadian tadi pagi.

"Rado! Lo kenapa lagi dah. Ini ni efek gak bareng gue. Makanya jangan sok kuat. Kan gak ada babank angga. Jadi kayak gini. Dasar lu," ujar Angga padaku. Aku terkejut saat ia tiba-tiba datang seperti kesetanan.

"Emang lo gak pengecut? Masih mending Radolah. Gak pengecut," ujar seseorang dari belakang kami berdua siapa lagi selain Aina yang suka tensi sama Angga.

"Lo ngomong apa? Gue gak paham dah," jawab Angga cuek.

"Hahaha, lo aja yang gak tau. Nah ini juga efek gak sama gue. Dibilang pengecut si. Hahha," ujarku pada Angga yang masih menatap aku dan Aina dengan polosnya.

"Yaelah si kentang," ujarku kesal pada Angga.

"Do! Lo dicariin adkel, nih," seru antra padaku dari depan pintu

"Oh, Mina. Kenapa, Dek?" Aku kira siapa yang nyariin

"Sore ini aku ada perform di salah satu studio musik. Mau nonton gak, Kak?" Aku berpikir sebantar, apa aku punya agenda malam ini.

"Ckck berasa paling sibuk ya gue," pikirku dalam hati

"Boleh. Jam berapa?" Tanyaku padanya. Mungkin nanti aku akan mengajak Angga

"Sore ini jam 16.00. Nanti lokasinya aku shareloc aja." Aku mengatakannya dengan semangat.

"Ini nomor gue, lo belum punya, 'kan?" Tanyaku

"Belum, Kak."

Sangat pas, aku memberinya nomor hpku. Dan dia segera menyalin nomor itu dari hpku

Setelah itu ia berpamitan untuk kembali kekelasnya. Begitu juga sebaliknya aku kembali masuk dan bersyukur dia tidak menanyakan tentang masalah pipiku. Mungkin belum sampai pada kelas 10. Kalau sudah bisa hilang image ku di depan anak kelas 10.

Aku melihat Angga berbicara dengan Daven. "Angga nanti malam keluar yuk."

"Kemana?" Tanyanya lagi.

"Ada adkel ngajak nonton, lebih tepatnya nonton dia perfom," jawabku.

"Ooh, pantesan ada adkel yang ngajak ni. Cie  babank Rado udah dekat sama cewek," ujarnya. Aku menatap tajam kearah Angga.

"Serius Do. Adkel tadi cantik dan bening coi."

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang