Chapter 19

8 1 0
                                    

Hola balik lagi sama daku. Kemarin udah triple-triple up ya teman-teman. Jadi jangan lupa tekan tombol ✩ sebagai bantuan nya kami ucapkan terima kasih

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, Komen, dan share cerita ini keteman teman kalian lainnya. Serta follow akunya author GreVo3

Mari bantu daku nemu typo

Happy reading.

[Alveara danisa]

Aku kembali merasa cemas saat membatalkan janji pergi bersama Rado. Aku lupa jika sudah punya janji dengan Kelvan. Saat aku ingin menunggu Rado diruang tamu, tiba-tiba Kelvan datang dan memberiku bunga. Ini memang sudah biasa kami lakukan. Tidak ada rasa berdebar didadaku saat bersama Kelvan. Merasa sangat tidak enak dengan Rado. Apa mungkin dia kecewa padaku? Semoga saja tidak terjadi.

Aku segera menaiki mobil yang dikendarai oleh Kelvan. Dia tetap saja tersenyum bodoh didepan aku.

"Hei, hentikan cengiran bodoh itu," ujarku kesal.

"Why? Tapi gue tetap ganteng kan?" Tanyanya sambil menaik turunkan alis tebalnya.

"Serah lo deh. btw kita mau kemana?"

"Kita belanja ke mall," seketika mood ku kembali.

"Beneran? Lo gak phpin gue kan?" Seruku menyelidiki.

"Serius. Gue kan udah janji sama lo," jawabnya. Aku tersenyum menatap kearah depan dan melupakan sejenak tentang Rado.

Kami sudah sampai du mall ternama yang ada dijakarta. Rasanya sudah lama aku tidak berbelanja setelah pindah kejakarta. Sekarang banyak sekali pengunjung yang datang. Mungkin faktor sore hari. Saat melewati aksesoris pria dan wanita, aku sangat tertarik dengan kacamata couple itu. Segara aku menarik tangan Kelvan menuju toko itu.

"Van, kita beli ini Kuy," ujarku padanya yang menatap heran ke arah kacamata tersebut.

"Lama amat si, Yaudah ayok beli."

Aku menarik Kelvan kedepan kaca agar kamu bisa mencobanya sambil berfoto. Aku tertawa melihat ekspresi kaget diwajah Kelvan. Dan segera mengabadikan moment ini. Setelah itu kami membayarnya, dan segara meluncur ketoko berikutnya. Berbelanja dengan sahabat sungguh membuatku bahagia.

"Kelvan. Gue pengin beli itu," ujarku memelas padanya dan menunjuk boneka kookie yang limited.

"Huft, tuan putri silahkan dipilih," jawabnya seakan seakan menjadi pelayanku.

"Hai, makasi kelvan. Uh gemesnya," katanya padaku. Tanpa sadar aku mencubit pipinya yang lumayan mulus dari bulu-bulu tipis.

Aku segera masuk kedalam toko tersebut dan mengambil boneka itu. Aku meminta Kelvan untuk memotoku sambil membawa boneka ini. Setelah puas berfoto sendiri aku mengajak Kelvan untuk berfoto berdua dan meminta tukan jaga untuk mengambil gambar kami. Aku tersenyum melihat hasil poto tersebut. Ini akan jadi kenangan antara kami.

"Kel, Kita beli baju yok. Gue pengin beli baju buat acara nanti," ujarku padanya.

"Acara?" Beonya.

"Itu acara yang diadain oraganisasi dari sekolah. Lo pokoknya harus nonton ok. Nanti gue bilang lagi. Pokoknya ikut gue pilih pakaiannya," seruku.

Aku kembali mengingat wajah kecewa Rado. Mungkin dengan persiapan matangku Rado bisa sedikit tersenyum. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba. Aku berharap semuanya berjalan lancar dan tidak terjadi perpisahan lagi.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang