Chapter 4

39 8 1
                                    

🌻Rado🌻

Hoho lanjut lagi cerita Rado. Bersama daku GreVo3.

Jangan lupa tekan tombol ✩, komen dan share cerita ini.

Bantu daku nemu typo.

Happy reading

[Rado Alfrendo]*

Aku kesal pada gadis itu, dia gencar mendekatiku. Ckck aku rasa dia sudah gila, bagiamana tidak dari kenalan tadi dia terus saja senyum dan mengikutiku. Dasar gadis aneh, aku baru melihat gadis ini di angkatanku. Apa dia anak baru? Mungkin saja dia murid yang introvert berubah jadi ekstrovert aku tidak peduli. Lebih baik aku cepat cepat saja menuju parkiran. Untung yeni sedang liburan sekarang jadi aku masih aman dan muncul cewek gila.

"Hoi bro, kenapa ngendap gitu?" Sial kenapa harus ketemu angga.

"Gak gue cuma ... hmm cuma lagi cari uang yang hilang" aduh kenapa bisa gitu. Mati aku.

"Lah bukannya itu uang lo," angga menunjuk saku bajuku. Sial.

"Ooh ini ua— ."

"Rado tungguin aku," ha siapa itu? Pengin pingsan aja.

"Ha itukan cewek baru yang masuk minggu lalu. Lo kenapa bisa kenal dia?" Aku cuma diam.

"Anjir bening coi, gile beruntung lo kenal dia," lah emang benar si dia bening. Tapi aku gak bakalan kepincut.

"Hai rado, uhm hai angga," dia senyum ramah lagi.

Aku cuma menatapnya kesal. Entah kenapa dia langsung membuatku naik darah. Apa dia punya wajah yang menyebalkan?

"Ngapain lo disini?" Tanyaku.

"Mau ketemu lo lah," ujarnya sambil memainkan tangannya.

"Tangan lo gatel ya? Pantesan kayak orangnya sama sama gatel!" Angga cuma diam saja, mungkin dia masih belum paham sama sikon.

"Lo gak tau jalan pulang? Noh itu gerbang jalan sana," dia cuma diam dan memainkan tangannya lagi. Entah kenapa sikapnya membawa ku ke masa lalu

_"Sana ngapain main kerumahku, kamu udah jahat sama aku. Pergi!" Gadis kecil itu hanya memainkan tangannya dan menunduk._

_"Ara cuma pengen main sama ado."_

Aku masih menatap gelagatnya, ini sangat mirip dengan ara. Siapa gadis ini sebenarnya?

"Gue cuma pengin temanan ama lo aja."

Deg

Akh kepala ku, semuanya gelap dan aku gak tau apa yang terjadi selanjutnya.

***

"Sayang, udah bangun. Makanya sarapan dulu sebelum sekolah, kan jadi pusing," aku tau mama gak mau membahas tentang kejadian itu.

"Iya ma, Maafin abang."

"Iya gak papa kok," aku menyesal membuat mama kawatir.

Aku masih pusing dengan sikap gadis tadi. Kenapa sikapnya sangat mirip dengan ara. gadis kecil yang manis. Entahlah sekarang ada dimana. Apa dia masih mengingatku? Aku harap begitu. Sekarang sudah sore, lebih baik aku bersih bersih. Aku harap besok tidak ada lagi hari yang mengesalkan.

Setelah aku selesai mandi dan ganti pakaian aku mendengar ada yang mengetuk pintu.

"Bang, Rura boleh masuk gak?" Ternyata si Rura.

"Masuk aja, gak kunci kok."

Dia menongolkan kepala nya, aku rasa dia pengin sesuatu. Terlihat dari wajahnya.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang