Chapter 28

7 1 0
                                    

Huhu makin dekat lagi.

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, Komen, dan share cerita  ini keteman-teman kalian lainnya. Serta follow akun author GreVo3.

Bantu daku nemu typo

Happy reading.

[Rado Alfrendo]

Aku kini sudah bisa bersekolah seperti biasanya. Aku yakin nilaiku sangat anjlok. Tapi karena kejadian itu sekolah menaikkanku. Karena mereka sudah melihat nilai olimpiadeku berturut dua tahun kemarin. Aku masih bisa menyesuaikan pelajaran yang tertinggal, dan juga dibantu oleh alve. Membuatku menjadi sangat semangat.

"Hai bro, Cie yang giat belajar," ujar anak-anak allgerdo.

"Yaelah diam aja lo, gue sibuk ni," jawab Rado.

"Bhuahaha Cie. Uhuy ayang ebeb nya datang," teriak mereka.

Bener saja Alve datang menghampiriku. Aku berhenti sebentar lalu melanjutkan dengan mata pelajaran lainnya. Dia tersenyum kearahnya. Dia duduk dia di kursi Angga. Lalu melihat pelajaran apa yang aku pelajari hari ini.

"Belajar fisika? Idih susah."

"Hahaha, fisika itu enak jika tau," jawabku.

"Ooh lebih enak ekonomi dong," jawab Alve.

"Enak karena ngitung uang, bhuahaha," tawaku.

"Hehe iya karena ngitung uang orang," jawab alve meringis.

Aku mengusap rambutnya sebentar. Lalu lanjut mengerjakan soal latihan. Saat aku sibuk belajar tiba-tiba dia membawakan makanan favoritku yaitu batagor. Aku sudah lama tidak merasakan nikmatnya batagor. Dia menyuapiku, aku sangat bahagia.
Aku sangat malu saat ada saos kacang tersisa dibibirku. Tiba-tiba Alve membersihkannya dengan tissue.

"Terbalik cui, masa cewek yang bersihin bibir Cowoknya si," ujar Angga.

"Cot," jawabku kesal.

"Eh babank Rado, dilarang ngomong kasar," ujarnya lagi sambil tertawa.

"Iri bilang bos," ujarku meledeknya.

"Yang gak ada pacar diam wae," ucap Dika tiba tiba datang.

"Sialan lo semua," umpat Angga. Kami tertawa bahagia, indahnya bersama teman.

***

Aku berjalan kearah kelas Alve, Sekalian menunggu guru keluar. Saat di kelas Yeni tampak malu-malu melihatku. Aku hanya diam, memang belum sepenuhnya aku memaafkan dia. Tapia sudah ada rasa maaf di hatiku saat melihat dia sudah berubah beberapa hari ini. Dia juga tidak sombong. Memang berita aku tertembak tidak disebarkan luas. Yeni bisa bebas karena kemurahan hati orang tuaku.

"Hei, kenapa malamun? Ada sesuatu yang aneh?" Tanya Alve padaku.

Aku menaikkan alisku. "Gak kok. Ini lagi nunggu tuan putri," ujarku.

"Iih, apaan si. Malu tau," ucap Alve, malu malu.

"Haha biasa aja dong, eh pulang mau kemana?" Tanya Rado

"Gak ada, kayaknya cuma dirumah. Kenapa?" Tanya Alve.

Aku sebenarnya ingin mengajaknya Alve dinner malam ini tapi, rasanya lebih baik malam besok saja. Aku segera menggeleng kepalaku. "Iih apaan si? Bilang dong," ujarnya.

"Hahah iyain deh, besok malam siap-siap. Jam 7 aku jemput ke rumah," ujarku lalu pergi lebih cepat mendahuluinya. Rasa malu ku lebih besar dari bucinku.

"Ayo balik," ujarku.

Aku segera mengantarkan Alve kerumahnya, tidak lupa juga aku mengingatkan untuk hari esok.
Setelah mengantar Alve pulang kerumahnya, aku mampir bentar ke cafe candle light aku ingin Memesan tempat yang cocok untuk suasana malam. Aku hanya menambahkan suasana yang nyaman dan tenang. Karena itu aku akan menyewa tempat yang VIP.

Setelah sampai disana kulihat banyak pelanggan SMA seperti ku saat ini. Disini memang banyak menyimpan sejarah yang indah dan manis. Aku yakin ini pasti sangat cocok untuk aku dan Alve malam besok.

"Permisi mbak, saya mau pesan tempat VIP yang berada di outdoor," ujarku pada pelayan cafe ini

"Ooh, siap mas. Mari ikut saya kita lihat tempatnya," ujar mbak tadi.

Aku segera mengikutinya ke tempat yang langsung menghadap ke arah pemandangan malam hari kota jakarta. Disini aku bisa melihat banyaknya kendaraan lalu lintas yang menimbulkan suasana yang indah dan nyaman. Setelah mencari tempat yang pas dan cocok. Aku segera membayarnya dan meminta mereka untuk medekor tempat ini menjadi lebih indah dan sangat romantis.

Aku segera pulang setelah memilih dekor yang sesuai sederhana namum elegan. Aku tidak sabar menanti hari esok. Hari dimana aku akan menjadi orang paling bahagia dia hidupku, untuk selamanya. Untuk dia yang masih bertahan menungguku.

***

Tring...

Tring...

Tring...

Terdengar bunyi bell. Aku berpikir sebentar siapa yang ingin berkunjung hari ini. Apakah Alve atau anak-anak Allgerdo? Tapi, mereka tidak memberi janji apa pun padaku. Aku segera melangkah ke depan pintu, untuk melihat siapa itu.

"Bang, bukain pintunya. Tadi mama dengar ada yang bunyiin bell," ujar mama.

"Ini abang mau liat ma," jawabku.

Saat aku membuka pintu utama, terlihat seorang gadis berambut panjang sebahu membelakangiku. Aku postur tubuhnya terlihat familiar tapi siapa? Aku mencoba mendekatinya.

"misi, cari siapa?" Tanya ku.

"Rado."

Aku terkejut saat melihat orang itu tenyata Yeni. Dia terlihat berbeda sekarang aura kalem sudah melekat padanya. Aku mempersilakan dia masuk kedalam rumahku. Dulu kami tidak secanggung ini tapi sejak kejadian itu semua berubah, yang awalnya biasa saja kini saling diam dan makin canggung.

"Ada apa yen?" Tanyaku ramah.

"Gue pengin minta maaf sama kejadian 8 bulan yang lalu. Gue sebenarnya gak tau kenapa tiba tiba  ada rasa sakit saat mengingat masa lalu. Gue gak belum bisa kehilangan ibu gue. Sejak ibu pergi gie jadi Broken home. Dan hanya diurus oleh papa yang selalu sibuk sama kerjaannya," ujarnya yang sudah dibanjiri air mata.

"Gue udah maafin lo, tapi ingat lo harus bisa kendalikan emosi. Jangan terlalu suka terpengaruh sama omongan orang lain, ingat hidup ini milik lo tapi, batasnya juga ada. Lo gak boleh sampai bikin orang lain terluka karena perbuatan kejam," ujarku pada Yeni.

Setelah itu dia meminta maaf pada mama, papa dan Rura. Dia benaran ingin berubah. Dia tidak lagi bersifat kasar. Tapi, gaya angkuh nya sudah berkurang sedikit. Banyak yang dilewatkan selama 8 bulan terakhir. Tapi itu juga menjadi sebuah pelajaran berharga bagiku dan semau orang yang terlibat.

Dia pergi dari sini sekitar jam 5 sore. Banyak yang ia ceritakan masalah hidupnya pada mama. Aku bersyukur punya mama yang selalu setia mendengar keluh kesah setiap orang yang ada disisinya. Banyak yang kisah yang telah mama dengarkan dari orang orang yang sangat membutuhkan saran.







***

Huhu malam besok mereka mau dinner wadidaw... andai daku yang dinner bareng doi. Tapi gimana ya apa si doi mau ? Itu tergantung kita lagi

Ok guys jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, Komen, dan share cerita ini keteman-teman kalian lainnya. Serta follow akun author GreVo3.

Ada cerita lain di GreVo3.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang