Chapter 30

24 2 0
                                    

Yah good bye babank Rado ini end akhirnya. Gak berasa aja udah tamat. Pokoknya tekan ✩ buat semau bab ok.

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, Komen, dan share cerita ini keteman-teman kalian lainnya. Serta follow akun author GreVo3.

Makasi semua Yang udah vote. Bye.

Bantu daku nemu typo.

Happy reading.

[Alveara Danisa]

Tiga tahun kemudian

Disini kita pernah memulai kisah baru. Kisah yang tercipta dengan fiksi yang indah. Dimana kita masih hanya melihat dari jarak jauh.

Kita selalu membahas tentang masa depan, dimana tangan yang bebas saling menggenggam satu dengan lain.

Tapi, sekarang hanya tinggal sebuah cerita lama, yang mulai tak akan diingat oleh banyak orang terkecuali dia yang merasakan.

Aku terdiam saat kamu membahas tentang angin. Bagi. Yang selalu terbang bebas tanpa ada merasa hambatan.

Aku terdiam saat kamu berkata bahwa aku memang jodohmu.

Aku  menatap sendu kearah gedung sekolah yang telah lama kita tinggalkan. Aku masih teringat hangatnya pelukanmu disini. Aku merasa kita baru bertemu beberpa jam saja bukan beberapa tahun ataupun hari. Aku merasa hidupku tidak akan pernah berakhir indah. Semuanya pergi secara perlahan dariku.

Aku sangat bahagia saat kamu bilang kita bahagia untuk selamanya. Tapi, disini aku gagal membahagiakan mu.

"Hei, ngapain berdiri didepan aja. Ayo masuk," ujar salah satu temanku dari kelas 12 IPA 1.

Kami semua bersedih malam itu. Malam dimana kamu baru saja tertawa bahagia bersamaku tapi malah pergi. Malam itu bagai disambar petir mendengar kabar dari orang tua mu. Aku tau mungkin ini bukan uang terbaik untuk kita. Tapi, apa kita tidak bisa merasakan bahagia cukup lama? Apa memang itu sudah menjadi batas akhir waktu kita?

"Ve, kenangan bukan untuk lk ungkit tapi, untuk loncat sebagai sebuah rasa merelekan. Kita semua sakit disini. Banyak kenangan dari kelas 10 sampai kita kelas 12 lo harus kuat untuk semuanya," ujar Angga.

Aku masih berteman baik dengan anak-anak ALLGERDO. Banyak dari mereka yang tetap bertahan untuk bersahabat. Aku menatap mereka yang selalu menemani masa masa terkahir ku disini.

"Mari kita berkunjung ujarku,"

Kami melangkah masuk gedung sekolah ini. Tidak banyak yang berbuah selain tingkat gedung yang bertambah. Aku tidak menyangka disini bisa menuai kisah yang indah sekaligus menyedihkan. Tempat aku memulai sebuah kegiatan indah bersama mereka. Aku merasa hidupku akan menjadi indah saat dia masih disini. Tapi, kini dia telah pergi tanpa meninggalkan salam perpisahan.

"Hola, guys kita balik lagi di SMA ROGERDO. Dimana kami para alumni merasa terundang untuk datang bersama," ujar Dika dengan tingkah konyolnya.

"Jika adik-adik ananta paling unch," ujar Angga.

Tingkah mereka yang selalu tertawa ceria dan bahagia terkadang bisa membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku masih rindu, aku selalu rindu. Padahal ini udah 3 tahun dari kejadian itu. Aku masih saja belum bisa melupakan dia.

"Ayo kita berpoto dulu. Kuy," ajak David.

Cekreek

Kami tertawa bahagia di poto itu tapi dengan hati yang masih mengenang dia.

***

Sudah 3 tahun terakhir. Aku selalu menonton vidio yang menjadi isi hatinya. Aku selalu rindu saat setiap kali memutar vidionya. Aku rindu bersama dia. Dan saat ini aku lebih rindu lagi karena kembali mengingat itu.

"Hai," ujarnya.

"Apa kabar? Aku sangat yakin pasti lo baik-baik aja."

"Kenapa ya rasanya, setiap dekat sama kamu jantungku berdebar tiap saat."

"Aku selalu merasa bahwa degupan ini sangat nyaman. Aku juga merasa senyuman mu itu sebagai candu," ujar dia dalam Vidio itu.

"Disini aku ingin bilang bahwa ...," dia mengambil beberapa kertas yang sudah ditulis sepertinya.

Lalu ia mengangkat satu persatu mulai dari kata "aku" setelah itu lanjuti dengan kertas berikutnya. "Sayang" dan kata terakhir "kamu."

"Kamu tua setiap saat aku selalu rindu denganmu, setiap saat aku selalu merasa bahwa kamu paling indah dari sekian banyak orang. Tapi apa bisa kita bersatu sampai nanti? Aku harap begitu," ujarnya.

"Aku tidak yakin, tapi perasaan akhir-akhir ini kita selalu bersama. Seperti akan ada perpisahan yang panjang. Tapi, aku tidak yakin mungkin hanya perasaan takutku saja."

Setelah itu dia hanya diam. Diam sampai dia memunculkan sebuah kotak yang berisi cincin yang selalu aku pakai sekarang.

"Ini akan aku berikan padamu, ini adalah hatiku. Hati yanh sudah lama terluka dna menunggu kamu datang. Dan akhirnya kamu membawa kembali hati yang sudah hilang dari ku. Makasi, kamu tau? kamu istimewa dimataku."

"Hahaha, mungkin bisa dikatakan jika aku memang Sadboy disaat tertentu. Mungkin kamu gak mau punya cowok yang perasaannya seperti aku. Kayak gini aja udah sedih. Tapi, kamu tau kan gimana aku saat risau gini. Mungkin itu juga menjadi salah satu aku merasa sedih," ujarnya lalu mengusap airmata yang jatuh.

"Pesan ku yang terakhir, jangan lupakan tentang aku. Jangan lupakan tentang 6 bulan yang kita lalui. Jangan lupakan bahwa aku memang masih mencintaimu," katanya.

"Love you girl."

Setelah itu aku malah semakin sedih, aku merasa waktunya masih sangat kurang. Aku mengambil boneka yang diberikan Rado saat kami pergi ke dufan. Aku selalu merasa bahwa Rado ada dihatiku.

***

Senja yang indah menghiasi sebuah sore. Luka yang lama yang ada akan menjadi kenangan dimalam hari.

Senja mengatakan bahwa:
Sungguh menakjubkan, saat kamu hanya terdiam menatap indah langit orange. Kamu tau senja ingin mengabarkan bahwa semaunya cepat berakhir. Cepat atau lambat kita akan selesai. Tapi kamu punya ruang spesial di hatiku.





***

TAMAT.

Huhu guys babank Rado udah selesai. Gak berasa udah tamatin babank Rado. Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan  ✩ pada cerita.

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, komen, dan share cerita ini keteman-teman kalian lainnya. Serta follow akun author GreVo3.

Ada cerita lain di GreVo3.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang