Chapter 21

7 1 0
                                    

Lanjut aja terus gas.. jangan lupa tekan tombol ✩

Ok guys jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote, Komen, dan share cerita ini ya keteman teman kalian lainnya.

Bantu daku nemu typo.

Happy reading.

[Rado alfrendo]

Hari ini kami para pemeran drama beri izin untuk tidak masuk sekolah. Kami dituntut untuk gladi bersih dengan total. Tidak ada lagi tingkah bercanda dalam gladi bersih ini. Jam gladi bersih sekitar pukul 08.30. Masih ada waktu untuk bersiap-siap dan menjemput Alve kerumahnya. Aku segera melakuakan kegiatan wajibku yaitu mandi.

Aku memakai pakaian biasa T-shirt putih dan celana hitam. Ditambah sepatu berwarna senada dengan bajuku. Aku sudah siap berangkat menuju rumah Alve. Selama perjalanan Angga selalu saja menelponku. Entah apa yang diinginkannya. Sungguh menganggu saja.

"Kenapa?" Tanyaku pada orang sebarang telpon.

"Do jemput gue. Motor gue dipake adit ni," jawab Angga.

"Ckck. Otw setelah Alve," ujarku sambil mematikan sambungan telpon kami. Aku segera menuju rumah Alve.

Setelah sampai di rumahnya aku melihat ia sudah menunggu di teras rumah. Aku segera turun untuk berpamitan dengan ibu Alve. Ibu Alve tersenyum melihatku keluar dari mobil.

"Pagi tan," ujarku sambil menyalami tangan ibu Alve.

"Pagi juga, ini kalian udah mau berangakat?" Tanya ibunya Alve.

"Ah, iya tan. Soalnya ada teman yang lain belum dijemput," jawabku ramah.

"Ooh Yaudah, hati hati ya."

"Iya tan. Permisi kami berangakat tan," ujarku.

"Ma, Ale pergi dulu," kata Alve pada ibunya.

Ibu Alve masuk kedalam rumah setelah kami berangakat dari pekarangan rumah. Aku berhenti dipinggir jalan. Dan menarik seltbet pada kursi Alve. Entah kenapa mata kami tiba-tiba saling menatap. Aku menatap matanya teduh. Mata itu membuatku suka akan Alve. Dia seperti punya aliran listrik yang membuat jantungku selalu berdebar jika disisinya.

"Eh, kita lanjut jalan lagi," ujarku kikuk.

Setelah acara tatapan singkat tadi. Kami kembali diam, aku sibuk menyetir agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku merasa ini keadaan yang sangat akward. Alve juga tidak berniat untuk memulai pembicaraan, dia seperti sibuk dengan hpnya. Aku rasa mendengarkan radio menjadi alasan terbaik untuk keadaan canggung ini.

🎶Tiada guna untuk bimbang, apa lagi ko cemburu. Karena di hati ini hanya ko saja.

Buang semua keraguan yang di ko hati. Dan sa harap ko mengerti dan ko yakin.

🎶Jika memang cinta tra perlu harus ko takut. Jika memang jodoh tong dua akan bersatu. Sa percaya semuanya Tuhan su atur tuk bahagia.

Dan bila sa yang nanti jadi ko pu pendamping. Tra kasih janji tapi sa akan ada disamping. Percayalah dan tetap setia, Tuhan su atur tuk bahagia....

Aku merasa lagu ini menohok tentang kejadian kemarin. Sehingga aku menggantikan lagu tersebut dengan lagu

🎶I'm jealous of the rain
That falls upon your skin
It's closer than my hands have been
I'm jealous of the rain

I'm jealous of the wind
That ripples through your clothes
It's closer than your shadow
Oh, I'm jealous of the windows

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang