Chapter 22

10 1 0
                                    

Guys jangan lupa tekan bintang ok.

Jangan lupa follow akun author @GreVo3, vote, Komen, dan share cerita ini keteman teman kalian lainnya. Jangan lupa tinggalkan jejak ya.

Bantu daku nemu typo.

Happy reading.

[Rado alfrendo]

Ini adalah hari yang menegangkan bagiku. Karena hari ini aku akan tampil sebagai pangeran yang seorang pianis sekaligus. Bagimana tidak, aku dipasangkan dengan orang yang sudah membuatku cenat-cenut tiap saat. Dari tadi malam sampai saat ini aku selalu bersama Alve. Semalam aku membawanya kefestival Mina. Mereka tampak akrab, mungkin karena satu eskul. Penampilan Mina tampak memukau semalam. Dia keliatannya sangat dekat dengan Roven. Maybe, pacaran.

Aku mengundang Mina dari minggu lalu. Agar ia bisa mengatur jadwalnya. Aku harap dia berkenan datang keacaraku. Aku juga mengundang Roven, sepertinya ia juga akan datang jika bersama Mina. Mereka terlihat serasi. Aku berharap Sifat Roven bisa perlahan berubah dengan adanya Mina.

Sudah sekitar 15 menit aku berdiri didepan rumah bertingkat dua yang minimalis ini. Kenapa dia lama sekali. Aku terus saja menatap balkon atas tepatnya kekamar Alve. Apa yang dibuat gado itu. Aku segera masuk kedalam mobil karena panas.

"Hai Rado. Hehe, maaf ya lama," ujar Alve.

"Hm, ayo masuk. Kita bisa terlambat kalau gini," ujarku.

"Ayo," jawabnya sambil masuk kedalam mobil.

Aku segera memacukan mobilku menuju studio  yang akan kami pakai nanti. Kami diwajibkan berkumpul jam 15.00 paling lambat. Dan sekarang sudah jam 15.10. Aku rasa kami akan terkena siraman rohani. Aku menambah kecepatan pada mobil, agar kami tidak terlalu lama dijalan.

"Do, kita nanti bawain lagu beautiful in white ya," ujar Alve.

"Why? Kenapa gak let her go?" Tanyaku.

"Gak tau, gue rasanya nyaman aja sama pembawaan lo di beautiful in white. Dan juga lagu itu nyaman dinyanyikan," ujarnya. Aku tersenyum kearah Alve.

"Ok, kita nanti itu aja," jawabku sambil fokus dengan kedepan.

***

Kami sampai distudio  saat mereka sudah memakai pakaian drama semua. Aku dan Alve segara mengambil pakaian kami masing masing, dan segera memakainya. Pakaianku dan Alve sama sama sulit digunakan. Aku harus memakai topeng yang panas ini. Tapi aku malah merasa sangat senang karena bisa tampil lagi.

"Do, lo kok lama amat si," ujar Angga.

"Hehe, tadi nungguin Alve yang lama," jawabku.

"Eh si Aladin. Bhuahaha lo lucu pake pakaian Aladin. Ditambah Aina yang pake baju jasmine pasti kalian bakalan cocok," ujarku bercanda.

"Sialan lo, pakaian ini terlalu besar ditempat gue, jadi kelihatannya jelek Do," ujarnya.

Aku menoleh kebelakang ku. Dan menatap Angga dari atas sampai bawah. Yang dikatakan angga memang bener pakaiannya terlihat besar. Sehingga tubuh angga yang lumayan kekar terlihat seperti sangat gemuk. Aku menahan tawaku agar tidak terlalu besar. Tapi aku gagal saat melihatnya bertingkah seperti Aladin tapi gagal versi Angga.

"Udah-udah, sana siap-siap. Kiat bakalan tampil setelah lagu ini," seru lalu melanjutkan aktivitasku yang tertunda.

Setelah selesai merapikan pakaianku. Kami disuruh berkumpul sebelum naik kepanggung. Disini kami diberi arahan untuk jangan keluar dari skenario. Aku sudah merasa degdegan saat adegan pelukan di depan anak-anak rogerdo dan Allgerdo. Sungguh menegangkan.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang