Chapter 10

12 3 0
                                    

Guys jangan lupa vote, follow komen, dan share cerita ini keteman-teman kalian lainnya.

Bantu daku nemu typo.

Happy reading.

[Rado Alfrendo]

Hari ini aku akan latihan bersama Alve. Semoga dia cepat tanggap. Aku rasa hari sangat bahagia, entah apa yang membuatku bahagia begini aku tidak tau. Yang ku tahu hatiku terus ingin tertawa dan berteriak. Aku berjalan dilorong kelas 10. Aku ingin kekelas Rura sebantar, karena mama menitipkan uang Rura padaku.
Saat didepan kelas Rura kulihat banyak anak cowok yang berdiri didepan kelas.

"Permisi, gue mau ketemu Rura. Ruranya ada?" Tanyaku pada salah satu cowok itu.

"Bentar bang gue cek," jawab cowok itu.

"Woi ada Rura gak? Iti ada yang nyariin," tanya cowok jangkun itu.

"Iih ada apa si bang? Ganggu orang lagi asik aja," tanyanya.

"Lo mau makan pake apa? Mau gak duit?" Tanyaku sambil memamerkan uang yang diberi mama tadi.

"Ha, bang bagi dong Iih."

"Nih gue kasi 5 ribu," ujarku sambil bercanda.

"Iya abang kasi uangnya," bujukku agar wajah cemberutnya hilang, dan aku pergi menuju kelas.

"Beb, tunggu ayang dong," ujar seseorang dari kejauhan.

"Astaga kapan dia balik?" Tanyaku pada diri sendiri.

Aku mempercepat langkahku, agar tidak bertemu dengannya. Yang benar saja dia memanggilku "beb" itu salah satu kata yang harus dihindari.
Yeni masih berteriak sambil berlari, aku sempat kebingungan.

"Beb tunggu dong," ujarnya setelah berhasil memegang tanganku.

"Ngapain?" Tanya sambil menatap tangannya.

"Ha?"

"Ngapain pegang tangan pacar orang?" Tanyaku memperjelas maksudku.

"Apa!! Kamu punya pacar?" Ucapnya terkejut.

"Iya, mulai sekarang jangan ganggu gue!!" Ucapku penuh penekanan.

"Iih, siapa sicewek itu. Jawab dong," tanyanya padaku.

Saat dipersimpangan kelas, Alve memanggilku dan berjalan kearahku.

"Pagi Rado," ucapnya.

"Pagi juga" jawabku.

"Uhm, nanti jangan lupa kita ada janji," ujarnya.

Aku tersenyum kearahnya dan menganggukkan kepalaku. Aku kemudian berjalan kearah kelasku yang selalu ramai dan banyak tingkah. Sekarang ipa banyak yang bandel daripada ips. Malahan kami pernah dimarahi oleh guru agama pada kelas 10. Itu moment yang indah untuk dikenang.

***

Hari senin menyebalkan, pelajaran bikin pusing ada di hari ini. Bagaimana tidak guru mtk mengoceh sepanjang pelajaran ditambah kimia akan ulangan dadakan. Apa ini bisa ditoleransi? Entah kenapa hari ini aku tidak bisa konsentrasi. Banyak hal membuatku kepalaku terasa penuh. Seperti semuanya ingin kulakukan tapi aku tidak bisa, huft aku ingin cepat pulang hari ini. Dan harus menjemput Alve kedalam kelasnya.

"Den, ada Alve gak?" Tanyaku pada Deni. Cowok yang paling ramah dikelas ipa 3.

"Eh Rado, Gak ada si Alve. Tadi udah keluar," jawab Deni.

"Ooh thanks ya," ujarku.

Aku mengumpat kecil pada gadis itu. Sial! kemana dia pergi.

"Tadi gue denger dia pengin ketoilet bentar do," jawab salah satu temannya.

Rado [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang