Kembali ke dorm, aku hanya bisa berharap Jisung tidak segera menudingku dengan berbagai pertanyaan. Alasan pertama, aku merasa sangat lelah, bukan karena terlalu banyak beraktivitas fisik, melainkan karena terlalu banyak berpikir. Ditambah lagi, tidak ada penyelesaian terhadap pikiran tersebut. Oleh karenanya, aku ingin segera pulang ke rumah ibuku.
Di Korea, aku tidak tinggal di dorm seperti member lainnya. Ayah dan ibuku memiliki rumah siap huni sehingga aku lebih memilih untuk tinggal bersama ibuku di sana. Jika ibuku memiliki urusan di Cina, maka tantekulah yang akan menemaniku di Korea. Dorm bagiku hanya menjadi tempat istirahat jika jadwal harian kami belum selesai. Namun, dorm ini tetap menyediakan kamar kosong khusus untuk kutempati lengkap dengan kasurnya karena aku sesekali menginap jika terdapat kegiatan yang dijadwalkan sangat pagi.
Alasan kedua dan yang terutama adalah aku tidak tahu cara menjawabnya tanpa menimbulkan kecurigaan! Aku dan Park Jisung yang bertemu secara kebetulan pada tahun 2011 bukanlah sebuah rahasia. Namun, bagaimana dengan keinginanku untuk debut di Korea demi bertemu satu anak yang ternyata adalah Park Jisung sendiri? Tentu saja aku tidak bisa mengumbar informasi tersebut pada para member, apa yang akan dikatakan mereka?
Keinginanku untuk debut di Korea benar-benar meroket saat melihat wajah Park Jisung terpampang di video konser SM Rookies. Di detik yang sama saat aku melihat wajahnya, seluruh sisi tubuh rasanya seperti dimasukkan bara api. Aku benar-benar bersemangat dan ingin sekali menjadi bagian dari SM Rookies. Memikirkan bagaimana kami bisa debut bersama, interview sama-sama, menyanyi, dan menari bersama selalu menyemangatiku setiap latihan berlangsung. Dari matahari terbit hingga petang aku melaksanakan jadwal harian yang diberikan oleh perusahaan dan malam hari aku melaksanakan latihan mandiri demi menjadi selangkah lebih maju daripada trainee-trainee lain. Kadang-kadang aku tidak sadar bahwa waktu telah menunjukkan lewat tengah malam, padahal esok harinya, aku harus melakukan rutinitas yang sama.
Bentuk latihan tak kenal waktu tersebut kujalani tanpa keluh dan suatu hari, aku secara pribadi dipanggil menghadap pemimpin perusahaan, Mr. Lee Soo Man. Wajah datar yang diekspresikan oleh seorang staf pengantar seolah-olah mengejekku karena sudah melakukan kesalahan yang tidak kulakukan. Sampai aku masuk ke dalam ruangan megah Mr. Lee Soo Man, staf tersebut tidak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah aku memosisikan diri untuk duduk tepat di depan meja tamu, staf tersebut segera undur diri dan meninggalkanku dalam suasana canggung bersama Mr. SM.
Suasana yang canggung ini membuatku mengingat kembali hal-hal yang pernah kulakukan dan berusaha menebak-nebak di bagian mana aku melakukan kesalahan fatal sampai-sampai harus dihadapkan langsung dengan pemimpin perusahaan. Aku tak berani menghadap ke depan sampai Mr. SM membuka percakapan kami. Beberapa menit berlalu kuhabiskan hanya dengan menatap ke bawah tanpa mengeluarkan suara sama sekali.
"Zhong Chenle, betul?" Akhirnya beliau mulai membuka suara setelah mengalihkan perhatiannya dari komputer yang dia gunakan ke arah mataku. "I-iya. Ada apa ya?" Aku membalas tatapan beliau dengan bingung.
"Memang ini terkesan mendadak.. Tapi kamu akan dipastikan debut sebentar lagi," Mr. SM memberikanku seulas senyum lalu beralih menatap ke arah komputernya lagi.
Klik.. klik.. klik..
Suara keyboard komputer yang ditekan bergantian seketika menggema di seluruh ruangan. Apa aku tidak salah dengar? Debut? Secepat ini? Bukankah setidaknya aku harus menjadi trainee paling tidak setahun? Bagaimana dengan SM Rookies?
"Maaf.. Apakah tidak terlalu cepat?" Aku memberanikan diri bertanya, seakan memberikan kesempatan bagi Mr. SM untuk memikirkan keputusannya kembali. Dalam hati, aku sangat ingin menerima tawaran ini, namun kupikir sangat tidak adil bagi teman-teman trainee yang sudah lebih dahulu berlatih daripada aku. Menurutku, mereka lebih pantas didebutkan lebih dulu daripada aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven and Earth
RomanceCheon (천) dan Ji (지) yang diartikan sebagai langit dan bumi, Heaven and Earth. ChenJi, ini dan itu. ChenJi, aku dan kamu. Aku di sini saat kamu melihat ke atas sehingga kamu tak perlu takut melangkah. Dan kamu menungguku saat aku melihat ke bawah se...