Twenty

252 44 14
                                    

Waktu berlalu begitu cepat hingga aku bisa menyelesaikan latihan super ekstraku di malam terakhir sebelum The Dream Show terselenggara.

Semua koreografi sudah kukuasai, seluruh lirik lagu sudah katam dalam ingatanku, dan aku sudah siap untuk menampilkan solo stage secara live.

Sebagai tambahan informasi, para member berlatih solo stage di tempat-tempat yang terpisah. Kami dikelompokkan sesuai kebutuhan perlengkapan di panggung.

Jeno-hyung, Jaemin-hyung, dan Jisung berlatih dalam ruangan yang sama karena mereka akan melakukan solo dance sehingga hanya membutuhkan iringan musik.

Renjun-hyung dan Haechan-hyung berlatih dalam ruangan yang sama karena mereka akan solo dance sekaligus solo cover sehingga selain iringan musik, mereka juga membutuhkan pengaturan microphone.

Akulah satu-satunya terpisah dari kedua kelompok karena aku hanya membutuhkan piano dan microphone.

Aku juga merupakan satu-satunya member yang konsep solo stage-nya tidak diketahui member lain kecuali Jisung yang sudah kuberitahukan sedikit idenya. Meski begitu, tetap saja ia tidak mengetahui lagu apa yang akan kubawakan serta pesan apa yang ingin kusampaikan.

Setiap kali mereka menanyakan soal solo stage-ku, aku hanya menjawab, 'biarlah ini menjadi surprise untuk kalian semua!'

Aku bahkan juga meminta agar manager-nim tidak membuka rahasiaku saat para member menanyakan pertanyaan yang sama padanya.

Ketika manager-nim betul-betul menepati janjinya dengan terus menolak untuk menjawab, Haechan-hyung pasti selalu berkata, "Ah, kau benar-benar jahat pada hyung-mu sendiri!"

Dan aku selalu tertawa puas mendengarnya dan tidak bisa melepaskan ingatanku akan ekspresinya yang lucu itu.

Hehe, maafkan aku, Haechan-hyung!




Esok hari, kami harus melakukan geladi bersih di jam yang sangat pagi sehingga aku harus menginap di dorm Dreamies kembali.

Seperti yang kalian ketahui kemarin, aku sudah tidak masalah bila harus bercakap dengan para member.

Suasana di antara kami sudah tidak canggung, kami sudah bisa mengobrol seperti biasa meskipun belum ada titik terang di antara kami (sepengetahuanku).

Walaupun tidak ada yang mengucapkan permohonan maaf (kecuali aku dan Jisung), semua peristiwa berlalu seakan tidak terjadi apa-apa.

Ya, perlahan-lahan, semua kembali normal. Terlalu normal hingga aku melupakan keberadaan sasaeng yang dahulu kerap menghantuiku.

Terkenang kembali saat ia mengancam akan mempublikasikan audisi ilegalku dan bagaimana aku memohon dengan sangat supaya dia menunda apa yang ingin dia lakukan hingga The Dream Show selesai.

Apakah dia benar-benar akan mengabulkan permohonanku?




Ketika aku berjalan bersama para member dari gedung latihan ke dorm, aku menempati posisi barisan paling belakang sehingga dapat terlihat oleh mataku kelima member lain yang sedang berjalan sambil diselingi senda gurau satu sama lain.

Melihat mereka berbagi tawa satu sama lain, aku juga teringat seketika akan ancaman Mr. SM yang menegaskan bahwa karierku harus terpaksa dihentikan bila berita audisiku tersebar pada publik.

Heaven and EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang