Twelve

274 47 6
                                    

"Annyeonghaseyo.. Annyeonghaseyo!" Sapa seorang member dari grup baru kami yang namanya belum bisa kuingat.

Anak ini terus melambai-lambaikan tangannya di hadapan mataku, berharap aku segera membalas sapaan ramahnya.

Namanya memang tak bisa kuingat, tapi senyumnya yang khas membuatku bisa membedakannya dengan member lain. 

Melihatnya dari jarak sedang, aku berpikir bahwa dia sangat mirip dengan kelinci.

Ketika aku hanya membalas dengan anggukan, member lain menyikutnya dan gantian menyapa, "Ha-halo.. Kau terlihat sangat imut!"

Member yang ini juga sama, dia juga punya senyum yang khas! Bedanya, member ini mengikutsertakan kedua matanya saat tersenyum.

Menurutku, hal itu sangat bertabrakan dengan fakta bahwa dia memiliki raut wajay yang sangat dewasa.

Sekali lagi, aku hanya mengangguk serta tersenyum dengan kaku. Aku hanya membalas sekadarnya bukan karena aku bersikap dingin, tapi karena aku belum lancar bahasa Korea sama sekali!

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya member lainnya lagi yang raut wajahnya terlihat paling dewasa.

Tak henti-hentinya aku menganggukkan kepala sambil mengatupkan kedua tangan di depanku.

Ah, awkward.. Kaku.. Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan!

"Apa kau tidak bisa bahasa Korea?"

Aku serta-merta mendongak saat mendengarnya mengucapkan bahasa dari tanah kelahiranku.

Menanggapi wajah kikukku, dia tertawa sejenak, "Ah, dugaanku tepat? Aku dengar member baru kami berasal dari negara asalku juga!"

Aku sontak bersorak gembira dan dengan sangat tidak sengaja, meneriakkan suara melengking tinggi yang mengejutkan para member, termasuk dia yang sedang berbicara denganku.

Jeda hening panjang seketika menyelimuti dan aku sangat merasa bersalah akan hal itu. Sebelum suasana semakin memburuk, aku membungkukkan badan hingga nyaris 90 derajat ke hadapan mereka.

Sepertinya tindakanku itu meloncat keluar dari ekspektasi mereka karena para member segera mendatangiku dan kalau tidak salah dengar, mereka berkata, "Tidak usah, tidak usah.."

Aku menatap mereka dengan bingung dan seorang member lain muncul, "Halo, halo.. Jangan sungkan, mulai sekarang, kita akan melakukan segalanya bersama-sama!"

Member yang satu ini bersikap sangat dewasa, berlainan dengan wajahnya yang terlihat linglung dan sangat kekanak-kanakan. Aku ikut tersenyum saat dia menunjukkan keramahannya.

"Masih ada seorang member termuda lagi yang belum berkumpul," Ujar seorang member yang bisa berbahasa Cina tadi, "Ah, kenapa dia lama sekali!?"

Aku melirik jam tanganku seraya berpikir bahwa baru 5 menit terlewat sejak jam kumpul yang sudah kami sepakati. Betapa herannya aku ketika melihat member itu telah meluap-luap dengan emosi.

Beberapa detik berselang, pintu ruangn perlahan terbuka dan menampilkan sosok member termuda yang telah dinanti-nanti.

Dinanti oleh para member untuk latihan.

Dan dinanti olehku untuk bertemu sejak beberapa tahun lalu kami berpisah.

"PARK JISUNG! Memang sepadat apa jadwalmu pagi ini sampai telat latihan?!" Member termuda yang baru melangkahkan kakinya untuk memasuki ruangan itu segera diserbu oleh para member lain.

Heaven and EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang