Seven

345 60 6
                                    

"Ya, Jisung-ah!" Panggilku ketika sedang menirukan arahan gerakan koreografer kami dengan bimbang. Gerakan untuk intro konser yang berbelit-belit membuatku terkadang melewatkan beberapa tempo sehingga aku berniat untuk meminta ajaran main dancer kami.

"Ha?!!" Jisung yang sedang bersandar di sebuah kursi untuk beristirahat menjawab dengan kasar, namun tentunya aku paham kalau dia sedang bercanda. Parasnya yang mengeluarkan senyum jahil memang tidak sanggup berbohong. Niatku yang baik untuk meminta ajarannya malah berujung menjadi adu omelan.

Renjun-hyung dan Haechan-hyung yang tidak sengaja mendengar percakapan kami segera menghampiri dan setengah berteriak, "Ya, ya, ya! Sudah cukup bertengkarnya!" Suara mereka yang bersahut-sahutan membuatku geli dan tak kuasa menahan tawa.

"Sini, sini! Kemarikan tangan kalian!" Haechan-hyung kemudian menarik tanganku dan Renjun-hyung menarik tangan Jisung sampai kami mau bergandengan. "Nah, minta maaf~ Aku minta maaf, Jisung. Aku minta maaf, Chenle!" Aku dan Jisung tertawa dengan tak terkendali, tapi merasa berterima kasih karena kedua hyung kami dengan baik hati mewakilkan permintaan maaf kami pada satu sama lain.

"사랑해요 (Saranghaeyo), Jisung-ah! Ne, 사랑해요 (Saranghaeyo), Chenle-ya!" Ujar Haechan-hyung dan sukses membuat wajahku menjadi sewarna merah jambu. Melihatku spontan menutup wajah menggunakan hoodie, Jisung tak tahan membalas, "뭐야 이게 (Mwoya ige)?" 

Hufft, tentu saja seorang Jisung Pwark hanya akan menganggap enteng kata-kata tersebut. Oh, dasar Jisung Pwark!

Hari ini, Dreamies melakukan latihan untuk konser The Dream Show sesuai jadwal yang telah disusun oleh manager-nim. Akan tetapi, sepertinya hari ini akan ada sesuatu yang berbeda karena sang produser meminta para member untuk berkumpul lebih cepat karena kata beliau, ada sesuatu yang sangat darurat untuk di-briefing-kan. Baru saja aku memperhatikan gerakan Jisung (yang akhirnya mau mengajariku), sang produser sudah memanggil kami ke tengah ruangan.

"Ne, 안녕하세요 (Annyeonghaseyo)! Bagi yang lupa, hmm, saya di sini sebagai produser yang akan membantu jalannya konser kalian," Kata beliau memperkenalkan diri dan disambut hormat oleh para member sekaligus staf yang ikut memperhatikan.

"Langsung saja, hari ini saya akan menyampaikan hal penting terkait set list konser kalian yang ternyata masih bisa ditambah durasinya!" Perkataan sang produser tentu saja membuat para member (termasuk aku) saling melihat satu sama lain. Tanpa melihat hati masing-masing, aku sudah tahu persis apa yang kami pikirkan.

Ditambah apa lagi? Yang sekarang saja sudah cukup melelahkan..

Apakah dia tidak berpikir akan stamina kami?

Kalau begini caranya, kami bisa pingsan di panggung..

"Oh, kenapa kalian memasang wajah horor begitu?" Sang produser tertawa renyah dan membuat keenam member merasa malu sehingga justru mulai menatap lantai ruangan. "Tenanglah, justru menurutku ini kabar yang sangat mendebarkan jika aku berada di posisi kalian. Tentunya kalian pernah mendengar solo stage, kan?"

Aku dan kelima member lain yang awalnya malu-malu menatap lantai sekarang berpaling ke arah sumber suara, apa kami tidak salah dengar?

"진짜요 (Jinjjayo)?" Bahkan leader kami, Jeno-hyung, benar-benar menatap sang produser dengan tidak percaya. Kesempatan seperti ini belum pernah kami dapatkan sebelumnya.

"Ne, tentu saja aku tidak main-main! Kalian akan tampil secara bergiliran dan masing-masing mendapat waktu paling maksimal enam menit! Untuk masalah urutan, aku serahkan padamu, leader!" Produser menepuk pundak Jeno-hyung perlahan dan mempersilakannya untuk mengambil alih diskusi.

Heaven and EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang