Eleven

291 49 8
                                    

Sudah lama aku tidak menginjakkan kaki di ruangan pribadi Mr. SM, orang paling disegani seantero agensi. Tentu saja, beliau merupakan pendiri sekaligus pemilik tetap perusahaan top 3 Kpop ini!

Sebenarnya sepengetahuanku, beliau selalu berusaha untuk membangun hubungan santai dengan para staf, artis, dan juga trainee yang ada. Namun, tentunya dalam hal bisnis, sudah bisa dipastikan siapa yang menempati posisi tinggi dan siapa yang lebih rendah. Alhasil, yang berada pada posisi lebih rendah pasti merasa tegang – atau kaku– ketika berhadapan dengan yang lebih tinggi.

Hal itulah yang aku rasakan sekarang ini. Duduk di depan meja kerja Mr. SM dengan kepala tertunduk, kedua kaki mengatup rapat, dan dengan kedua tangan mengepal keras di atas paha.

Mungkin akan berbeda situasinya jika member lain yang berada di posisiku saat ini. Mereka menjadi trainee selama beberapa tahun dan pastinya sering bertemu dengan Mr. SM untuk melakukan evaluasi sehingga mungkin saja suasananya menjadi lebih ringan.

Lain halnya denganku, yang hanya menjalani masa trainee selama kurang lebih tiga bulan, bahkan mungkin kurang. Sampai sekarang pun aku masih tidak habis pikir ketika mengingat kejadian pengambilan keputusan Mr. SM itu. Bisa dibayangkan aura apa yang akan terbentuk di antara kami, membangun koneksi mendalam saja belum sempat!

Sekarang ini, aku menunggu kedatangan beliau yang kata para staf sedang mengadakan rapat dengan pemimpin perusahaan luar negeri dan tidak bisa diganggu oleh siapa pun. Staf tersebut juga menambahkan bahwa pertemuan tersebut sangatlah penting karena tak lama lagi, akan diadakan kerja sama yang dinilai sangat menguntungkan bagi saham perusahaan SM. 

Walaupun mendapat peringatan tersebut, aku tetap bersikeras untuk menunggu dan membicarakan masalah pribadiku dengan beliau secara empat mata.

Pada dini hari tadi, aku memberanikan diri untuk menyalakan handphone (walau dengan tangan gemetar) dan tanpa menghapus pesan dari sasaeng, aku mengontak pihak agensi.

Dalam pesan yang kukirim, aku sama sekali tidak menyinggung tentang sasaeng. Aku hanya berkata kalau ingin berkonsultasi dengan karierku. Yah, aku tak sepenuhnya berbohong, kan? Sasaeng memang punya pengaruh cukup besar terhadap kelangsungan karierku.

Untunglah, hari ini Dreamies dipersilakan untuk beristirahat latihan.

"Yah, kalian pantas mendapatkannya, walau hanya sehari. Tidak bagus untuk terus-menerus memforsir tenaga kalian. Bermainlah seperti anak-anak remaja pada umumnya," Ujar manager-nim kemarin sebelum para member keluar dari ruang latihan. Tentunya perkataannya itu disambut girang oleh kami semua.

Hmm, seharusnya kegiranganku berlangsung sampai sekarang. Kalau saja tidak ada pesan sasaeng yang benar-benar mengusikku ini!

Sejak kegagalanku untuk memberi pesan 'selamat malam', aku belum memberi kabar apapun pada para member. Aku bahkan belum memberitahu mereka soal pesan terakhir yang kudapat.

Saat ini, mereka pasti berpikir bahwa aku sedang bersantai menikmati hari libur di rumah bersama ibuku. Sayang sekali, kenyataannya justru aku berada tak jauh dari dorm yang sedang mereka tinggali.

Dugaanku segera mendapat konfirmasi ketika aku membuka Kakao Talk dan mendapati nama KingHead 2 – nama julukan Jisung, bagi yang belum tahu – bertengger di daftar pesan teratasku.

KingHead 2 : Kau di rumah, kan?

Dan masih terdapat satu bubble chat lagi tapi aku tak sudi membukanya karena tak berani menjawab.

Kemungkinan, pesan berikutnya berisi 'apa kau sudah merasa baikan?' 

Begitulah pikirku, mengingat Jisung merupakan member terakhir yang melihatku kemarin malam.

Heaven and EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang