Pada dasarnya lingkungan sangatlah berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang.
***
Sepertinya lembab adalah kata yang paling cocok untuk mendeskripsikan keadaan lapangan yang Liza pijak saat ini. Khaliza Nur Annisa gadis cantik yang saat ini sedang memperhatikan teman-teman klub nya latihan dance.
"Kenapa gak di dalam ruangan aja kayak biasanya gitu? " gerutu Liza menyandarkan punggungnya ke kursi. Hujan semalam yang deras mengguyur kota kembang membuat keadaan pagi ini tampak menyegarkan.
"Kita juga butuh suasana lain kali za, " kata kakak tingkatnya itu terkekeh.
Melirik jam nya sekilas, sudah waktunya dhuha.
"Kak gue cabut ya ada kelas, " ucap Liza lalu berlari meninggalkan yang lain.Outfit yang digunakan Liza kali ini adalah, celana jeans yang digulung sampai semata kaki dan kemeja kotak-kotak lengan panjang serta jilbab segi empat yang bertengger indah menutupi kepalanya. Jadwal Khaliza latihan dance yaitu nanti sore, tadi dia kebagian untuk membereskan anak-anak yang baru gabung di klub dance.
Ternyata bukanlah kelas yang menjadi tujuannya sekarang, karena kelasnya dimulai pada pukul 10 an. Tetapi mushola fakultasnya!! Tapi niat nya sungguh keterlaluan, bukannya melaksanakan sholat dhuha Liza malah celingukkan mengintip dibalik jendela.
"Mana yaa pangerannya gue," gumamnya. Matanya masih sibuk mencari objek tujuannya ketempat ini.
"Assalamualaikum. " Salam dari seseorang membuat Liza berjengkit kaget hingga tubuhnya langsung memutar 180 derajat.
Mengerjapkan matanya berkali-kali hingga perasaan malu merayap dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun.
"Salam itu di jawab. " Cowok itu menyerngit bingung mendapatkan mahasiswi nya seperti mencari sesuatu ke dalam mushola dan sekarang malah seperti kambing cengo.
"E-eh iya Waalaikumsalam pak, " kata Liza masih menatap pangerannya dengan pandangan kagum. Hal itu membuat Barra menundukkan pandangannya segera.
"Mau sholat? Ayo, kita jamaah kalo kamu mau, " ucap Barra tersenyum singkat lalu berjalan ke sisi yang lain untuk mengambil air wudhu.
Liza menggigit bibirnya geregetan.
"Pakk... Lizaa mau jadi makmum pak dosen!!!"Ahh ayo kenalan dulu, cowok yang disebut Liza pangerannya pasti udah pada ketebakkan siapa..
Hafiz Al Barra Radeya, Dosen tampan dikampusnya. Umurnya lumayan deh, 27 tahun. Itu ketuaan apa nggak yah untuk Liza yang umurnya baru menginjak 20 tahun ini.
Niatnya aja udah salah, dapat pahala gak yah sholat dhuha nya?
Itu yang ada dipikiran gadis itu selama sholat. Bener-bener jauh dari kata kusyhu'Bukan dia doang sih yang jadi makmum nya, ada beberapa orang juga yang ikut melaksanakan sholat sunnah ini.
Liza aja udah lupa gimana bacaan niat nya, gak tau kalo bakal ketahuan gini. Biasanya mah lancar-lancar aja tanpa harus ikut-ikuttan.
"Aturannya gue tanya dulu ke Hulya, dia pasti tau. " Meskipun udah sering dilihatin orang dan sebagian anak difakultas nya juga udah pada tau kalo dia sangat mengagumi sosok dosennya ini. Siapa sih yang gak kagum, Barra itu penghafal al-Qur'an 30 juz, hafal beberapa hadis juga, udah cocok banget kalo di jadiin kepala keluarga, terus itu masih muda udah jadi dosen pula, dan tampan!
Sebagian orang pun sudah bubar, Liza juga sudah membereskan mukena nya dan menaruh ditempat semula. Di mushola ini tentu saja lengkap sekali. Mukena juga sudah disediakan, sajadah dan Al-Qur'an. Dan kalian tahu kahh? Pembuatan mushola ini adalah hasil donatur dari dosen tampan! Kurang apalagi coba.
Tapi ya, waktu Liza menceritakan segala kelebihan seorang Barra kepada sahabatnya semenjak dikampus ini. Dia malah diceramahin.
Katanya Hulya gini nih. 'sempurna itu hanya milik Allah, dan setiap manusia pasti punya kekurangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Syurga Khaliza (Completed)
Novela Juvenil[FOLLOW DULU BIAR BERKAH] Ini bukan kisah cinta suci nya Muhammad dan Khadijah, karena Khaliza tidak sesuci itu hingga bisa mendapatkan seseorang seperti kekasihnya Allah, Ya Rasulullah. Tetapi anggaplah Khaliza Nur Annisa yang baru menginjak umur...