Rencana

14 2 0
                                    

Hari pun telah berganti, Liza merenungkan banyak hal dalam hidupnya. Gaji pertamanya dari mengajar juga lebih dari cukup, dia rasa sekitar dua sampai tiga bulan lagi, Liza bisa menyewa kontrakan.

Tidak enak juga rasanya jika dia harus terus bergantung dengan keluarga ini.

Liza tersenyum kala Barra menyapanya sebelum pergi masuk ke dalam kelas. Cukup sampai disini, Liza akan mengagumi Barra secara diam. Dia memilih untuk fokus pada pekerjaan dan memperbaiki dirinya, intensitas mengajinya juga sudah ditingkatkan, dia belajar bersama Hulya dengan baik.

Baju gamisnya juga makin bertambah jumlahnya didalam lemari, Liza mulai membiasakan diri menggunakannya bahkan setiap hari, meskipun tingkah dan cara duduknya masih perlu diperbaiki, Hulya sangat senang dengan kemajuannya itu.

Dan Hulya adalah orang yang sangat antusias dengan perubahan dan niat Liza, padahal mereka tidak memiliki ikatan darah.

"Kamu serius, Nak?" Umi Fatma memastikan sekali lagi. "Umi berharapnya kamu tetap tinggal disini saja, anak Umi bertambah, rumah jadi rame, Hulya juga ada temannya."

"Liza ingin belajar mandiri Umi, maaf. Liza bakal sering main kesini kok," ucap Liza menyuarakan keinginannya dengan senyuman.

Umi Fatma membalas senyuman itu dengan hangat, sambil membawa Liza kedalam pelukannya.
"Gak mau dipikirin lagi kah?"

"Keinginan Liza udah mantap, Umi."

Merenggangkan pelukannya.
"Kalo gak salah, Umi punya rumah di kawasan kelapa gading. Kamu mau tinggal disitu aja? Udah lama gak ditempati sih, cuma agak jauh kalau dari kampus."

"Nggak, Liza rencananya mau cari kontrakan yang dekat sama kampus aja Umi biar mudah."

Umi Fatma tampak berpikir.
"Kalau gitu biarin Umi sama Abi yang nyari kontrakannya ya?"

"Ngg-"

"Jangan nolak, kamu nih selalu nolak bantuan dari Umi hmm, kayak sama siapa aja." Umi Fatma terkekeh membuat Liza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Makasih Umi."

"Iya sayang, jangan lupa kasih tau Hulya, kasian nanti anaknya nangis kalau tau kamu mau pindahan."

Liza tertawa menebak reaksi Hulya nanti.

Pangeran Syurga Khaliza (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang