Manusia takkan pernah bisa menang melawan kesepian. Seberapa jauhpun kamu berlari kesepian akan terus menghantui.
Liza merenggangkan seluruh tubuhnya, mengucek-ngucek matanya mengumpulkan kesadaran. Melihat jam dinding ternyata sudah pukul 7 pagi. Mengambil handuk, sikat gigi, sabun dan peralatan mandi lainnya baru dia keluar kamar. Tempat mandinya terletak diluar rumah atau dibelakang otomatis dia melewati dapur..
"Buk masak apa pagi ini?" tanya Liza mengintip sedikit lauk yang ibunya masak.
"Apa adanya ya kayak biasa, ibuk cuma punya ubi. Kamu mau digoreng atau direbus? "
"Goreng aja buk. Liza mau mandi dulu. "
Menaruh peralatannya dan menyangkutkan handuk nya di pintu yang hanya tertutupkan kain. Liza mengambil tali yang sudah dipasang ember lalu mencemplungkannya ke dalam sumur hingga terisi lalu diangkat dan dituangkan ke ember yang lebih besar, begitulah seterusnya hingga dirasa cukup. Dia segera menuntaskan ritual mandinya.
Setelah selesai dia segera ke kamar, setelah mengambil sarapan paginya.
"Kusut gak ya." Liza memilih baju apa yang dipakainya hari ini.
"Kayaknya gue harus beli baju lagi nanti pulang dari kampus."
Setelah memakai baju, tangannya sesekali mencomoti ubi goreng yang tersedia disampingnya sambil memakai make up. Memakai krim siang, lalu ditutupi dengan foundation kemudian Compact powder setelah itu menggambar alis, melentikkan bulu mata, memakai maskara dan softlent min berwarna hazel untuk menutupi iris coklat terangnya. Dilanjutkan dengan bagian bibir, dari lip cream, lip balm, dan lip matte berwarna pink pastel. Terakhir disemprot dengan setting spray agar make up tahan lama.
Itulah rangkaian make up yang dilakukan Liza setiap ingin pergi. Beda lagi jika ingin ke pesta..
Melihat wajahnya ke cermin, oke riasannya tampak natural dan cocok melekat diwajah cantiknya.
Liza kemudian menggerai rambut pirang nya yang sebatas pinggang lalu menyisirnya, dengan bagian bawah yang bergelombang. Mengikat kembali dengan rapi, lalu meraih jilbab berwarna senada dengan bajunya lalu dipakai, bagian ujungnya ditaruh dibahu.
Selesai memakai sepatu, Liza mencari barang yang harus dibawa dan dimasukkan ke dalam tas nya. Yang gak pernah absen didalam tas nya yaitu lip matte, kaca kecil, dan compact powder, pena dan binder. Sedangkan ponsel selalu dibawa nya di saku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Syurga Khaliza (Completed)
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU BIAR BERKAH] Ini bukan kisah cinta suci nya Muhammad dan Khadijah, karena Khaliza tidak sesuci itu hingga bisa mendapatkan seseorang seperti kekasihnya Allah, Ya Rasulullah. Tetapi anggaplah Khaliza Nur Annisa yang baru menginjak umur...