|SELAMAT MEMBACA|
______
"Wahai orang yang merutinkan diri membaca Al-Qur'an, yang menjadikan studi Al-Qur'an sekadar pekerjaan, yang menelan makna Al-Qur'an dari teks dan kalimat saja, hingga kapan engkau akan tetap berputar-putar di pinggir samudra sambil menutup kedua mata dari melihat barang-barang mulia dan langka di dalamnya?"(Imam Al Ghazali)
***
Liza menghela napas lega setelah dapat menyelesaikan kuis tepat waktu, Pak Barra sudah keluar dari beberapa menit yang lalu. Gadis itu segera duduk menghadap ke sahabatnya, Hulya.
"Yaaa? Lo punya bross baru ihh lucu," kata Liza mendekat. " Bross yang bunga lili kemarin mana?" Liza menyentuhnya dengan tatapan berbinar.
"Kata kamu bross bunga lili nya udah buluk, jadi aku minta dibuatkan Mas ku lagi yang baru nih. " Hulya cemberut sambil memperhatikan tingkah Liza yang tertarik dengan benda itu.
Picture: yang warna kuning ya
Liza tersenyum penuh arti.
"Pinjam yaaaa?" kata gadis itu menaik-turunkan alisnya. Hulya menggeleng cepat, bukannya pelit atau apa tap---."Kok gitu sih, please yahhh yahhh yahhhh. Ayolah Hulya cantik deh, soleha deh." Liza memasang puppy eyes nya. Kalau sudah begini, Hulya tak tega untuk menolaknya.
Mendengus kesal, Liza selalu bisa mengambil hatinya. Membuka pengaitnya, Hulya memberikan bross itu dengan perasaan yang setengah terpaksa setengah lagi mencoba ikhlas. Dia mengkhawatirkan sesuatu.
"Nih jagain loh jangan sampe ilang, bisa marah Mas ku nanti," kata Hulya sambil menyodorkan sebuah bross.
"Ikhlas gak nih?," tanya Liza dengan senang hati memasangkan bross itu pada hijab tepat di pundak sebelah kirinya.
"Insya Allah, " kata Hulya sambil melengkungkan senyuman.
"Ayoo Yaa, gue mau ke taman ikut nggak?," Liza berdiri menatap sahabatnya.
"Duluan deh, aku mau ke toilet dulu. "
"Ayo sekalian gue temenin," ajak Liza. Hulya menggeleng.
"Sendiri aja, nanti aku nyusul." Hulya segera membereskan bindernya.
"Duluan yahh." Liza pergi sambil melambaikan tangannya berkali-kali membuat Hulya hanya bisa melemparkan senyum.
Selama perjalanan, Liza menggumamkan lagu Lewis Capaldi__Before you go. Yang baru-baru ini sering terdengar ditelinganya.
"So, before you go.. "
Jadi, sebelum kau pergi"Was there something i could've said to make you heart better?.. "
Apakah ada sesuatu yang bisa aku katakan untuk membuat jantungmu berdetak lebih baik?"If only i'dve known you had a storm to weather.. "
Andai saja aku tahu kau bertahan dalam badai"So before you go, was there something i could've said to make it all stop hearting? It kill's me how your mind can make you feel so worthlees, So before you go... "
Jadi sebelum kau pergi, apa ada sesuatu yang bisa aku katakan untuk membuat semuanya tak terasa sakit? Itu membunuhku bagaimana pikiranmu bisa membuatmu merasa begitu tak berharga, jadi sebelum kau pergi.. "Liza sedikit tersentak saat seseorang mengacaukan dia dalam menghayati lagunya.
"Dek tolong ya ini kasih ke Liza, suruh dia baca." Perkataan itu membuat Liza menyerngitkan alisnya heran sambil menatap laki-laki yang sibuk mengobrak-abrik isi tasnya."Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan ilmu apa saja yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Yaitu Pertama, ilmu tentang pokok-pokok keimanan, yaitu keimanan kepada Allah Ta'ala, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir.yang Ke dua, ilmu tentang syariat-syariat Islam. Di antara yang wajib adalah ilmu tentang hal-hal yang khusus dilakukan sebagai seorang hamba seperti ilmu tentang wudhu, shalat, puasa, haji, zakat.." lanjut laki-laki itu lagi.
"Ini ada buku bimbingan sholat, belajar tajwid, buku agama islam lengkap dan kisah 25 nabi dan rasul, " katanya setelah menemukan apa yang dicari, buku-buku itu langsung disodorkan. Mereka bertatapan beberapa detik, bukan. Mata laki-laki itu bukan hanya terfokus pada mata tapi hal lain.
Sedangkan Liza masih memproses kalimat-kalimat yang pak dosen berikan padanya.
"Pak?" tanya Liza sambil menerima buku-buku itu."Astagfirullah maaf saya salah orang." Barra menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal dengan salah tingkah.
"Ini kamu baca dan pelajari, ohya jangan lupa iqro'nya dibaca. Kalo ada yang tidak di mengerti boleh ditanyakan nanti, saya permisi dulu." Barra tersenyum ramah lalu pergi meninggalkan Liza yang belum bisa menerjemahkan segala ucapan yang buyar didalam pikirannya.
"Dek? Dia manggil gue dek??" Liza tersenyum lebar, dia malah berpikir kalau itu panggilan akrab dari pak dosen tampan untuknya, membuka peluang siapa tau mereka bisa lebih dari sekedar mahasiwi dan dosen dikampus. Namun wajahnya kembali diselimuti kebingungan."Tapi dia nyuruh ngasih ke gue, terus 'dek' itu siapa?" gumamnya sambil melangkah pelan.
"Bodo amat deh, yang penting gue diperhatiin sama Pak Barra." Semangatnya memeluk buku-buku itu sambil melangkah dengan riang ketempat yang di tuju nya.
***
Pangeran syurga khaliza update!!! Gimananih komentar untuk part kali ini?? Buat yang baca semoga sehat selalu ya dan diberikan rizki yang berlimpah amin.
Pada lagi ngapain nih? Aku tebak deh, pasti lagi rebahan, megang hp, natap layar, baca cerita dalam hati atau mulutnya sambil komat-kamit? Mueheheh
Okedeh, sampe jumpa dipart selanjutnya... Yeeyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Syurga Khaliza (Completed)
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU BIAR BERKAH] Ini bukan kisah cinta suci nya Muhammad dan Khadijah, karena Khaliza tidak sesuci itu hingga bisa mendapatkan seseorang seperti kekasihnya Allah, Ya Rasulullah. Tetapi anggaplah Khaliza Nur Annisa yang baru menginjak umur...