Eca meremas seprai, tubuhnya mengelinjang geli saat sentuhan Reno menjelajahi tubuh telanjangnya.
Tanpa perlu menunggu waktu lama, Reno segera memasukan senjatanya. Menusuk-nusuk tanpa ampun pada lubang surgawi miliknya.
"Arghhh, Ren... pelan-pelan. Eca sakit!"
Ini bukan bercinta, ini berbeda dari sebelumnya.
Eca merasa telah diperkosa oleh Reno. Tidak ada kelembutan sama sekali, Reno benar-benar kasar dan membuat Eca merasa tersiksa.
Namun desahan nikmat itu, terus menerus keluar dari mulutnya.
"Lo bukan istri gue, ingat itu!" kata Reno penuh penekanan. Sambil terus menggenjot senjatanya ke dalam vagina milik Eca yang telah basah.
"Ren, Eca sakit... argghhh arghhh...," racau Eca benar-benar tersiksa bersama dengan rasa nikmat yang membuatnya bimbang.
"Gue akan membuat hidup lo di sini, bagai neraka! Karena lo udah ngancurin hidup gue, dengan kehamilan lo itu,"
Eca berpasrah diri, ia benar-benar kelelahan hingga jatuh pingsan. Sementara Reno terus menerus mengenjot tubuh lemas Eca tanpa ampun.
🐒🐒🐒
Eca berjalan tertatih, ia masih berkuliah dengan status baru sekarang. Bukan lagi single tapi sudah menjadi istri orang. Meskpun jika ditanya, Eca tidak akan pernah menjawab siapa suaminya.
Bahkan menyebut namapun, Eca tidak mau. Ia menutup rapat mulutnya, Eca tidak ingin mempermalukan Reno.
Sebab seorang pangeran menikah dengan seorang duff. Sound impossible, but mungkin aja terjadi.
"Ca, congratulations untuk pernikahan lo." Wildan mendatangi Eca di perpustakaan kampus.
"Makasih, Wildan."
"Kabar itu benar, Ca?" tanya Wildan, sambil mengorek informasi.
"Oh, yang itu?" Senyum Eca terbit sebentar, "Iya, bener Wil. Eca hamil," jujur Eca. Lagipula, tidak ada yang perlu ditutupi lagi. Hampir semua orang sudah tahu kabar tersebut.
Nama Eca tercoreng dari salah satu anak polos si alumni SMA-nya. Namun, tidak dengan Reno.
Tidak ada yang tahu, bahwa Reno menikahinya. Dan telah menjadi seorang suami dari cewek paling culun di SMA dulu.
🐒🐒🐒
Suara pecahan piring terdengar. Mengagetkan Eca, yang berdiri di sudut ruangan. Beruntung lemparan Reno tidak mengenainya.
"Lo bisa masak nggak sih?!"
Jujur, Reno lelah melihat pemandangan nasi putih, telur, mie dan tempe di atas meja. Selalu itu-itu saja.
"Eca cuman bisa masak itu aja, Kak Reno."
"Payah lo," Reno berjalan melewati Eca begitu saja, "Nggak berguna," tambah Reno lagi dengan kejamnya.
Eca menunduk, memegangi pinggangnya yang terasa sakit dan lelah. Ia sedang hamil untuk pertama kalinya, dan rasanya sangat berat bagi Eca untuk membagi waktunya antara kuliah dan juga pekerjaan rumah.
Sungguh sadis, Reno tidak bisa memahaminya.
Drrttt.
Suara yang datang dari ponsel Eca terdengar. Sehabis, ia menyapu pecahan kaca yang berserakan.
Eliz?
Dengan cepat Eca menjawab panggilan itu. Lagipula, sudah lama ia dan Eliz tidak berbagi cerita bersama.
Pertemuan meraka pun, hanya pada saat hari pernikahan Eca dan Reno yang tertutup itu.
"Halo, Liz...,"
"Ken bilang sama gue, kalau Farel balik ke Indonesia." Suara Eliz terdengar bersemangat.
"Farel?" Kening Eca berkerut.
"Iya, Farel, Ca. Temen kita dulu, berempat sama Ken."
"Wah, Farel apa kabarnya ya?"
"He just said, miss you, Eca!"
"Lol, are you kidding me?!" Eca terkekeh, ia ingat Farel adalah cowok gemuk dengan gigi gawangnya saat tersenyum.
"Believe me, gue serius, Ca." kata Eliz lagi.
"I miss him too, Liz." balas Eca apa adanya.
Lagipula sudah lama mereka berempat tidak bertemu, apalagi Farel yang mendadak pindah tanpa ucapan selamat tinggal.
FUCK YOU DARI ELIZ
NO SILENT READERS YA!
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)
RomanceBijak-bijak dalam memilih bahan bacaan! 🐒 "Kak, boleh minta nomor hapenya?" Eca. "Lo itu jelek, norak, dan nggak bergaya. Nggak punya kaca, ya lo?!" Reno. "Kalau nggak mau, nolak aja kali, Kak. Nggak usah pakai ngata-ngatain," Eca. "Gue ngata-ngata...