24. RAHASIA KEN

3.7K 148 4
                                    

"Arghhh--" Erangan itu terdengar seirama. Keringat dingin mencucur dari tubuh keduanya.

Entah sudah berapa kali berganti posisi sex style, namun keduanya terlihat masih memiliki cukup banyak semangat.

Maklum suka duka pasangan LDR. Mengobati rasa rindu keduanya, Ken rela mengorbankan waktu luangnya untuk terbang ke negeri kangguru.

Tujuannya hanya ada dua, Eliz dan having sex.

Eliz yang berada di atas tubuh Ken sambil menggoyangkan pinggulnya dengan mahir tersenyum lebar.

"Ken, kita nikah aja yuk--"

Entah bisa dikatakan lamaran atau tidak. Tapi sebuah lamaran terucap begitu saja dari mulut Eliz.

"I LIKE OUR TIME TOGETHER AND SEX, aku benci LDR!"

Ken tersenyum tipis. "Kita sepakat buat nggak buru-buru nikah, Liz. Kita punya prinsip buat menikmati masa muda sama-sama."

Eliz tahu, Ken benci berkomitmen. Hubungan mereka sudah cukup serius, namun masih  saja Ken menolak untuk mengikat hubungan mereka ke arah yang lebih jauh.

"Arghh... Farel gimana kabarnya?" tanya Eliz mengalihkan topik.

"Him is fine, arghh... Liz jangan dijepit." jawab Ken apa adanya.

"Sorry sayang. Ken, lo tahu nggak kalau Reno itu ternyata doyan selingkuh."

"Selingkuh?" Ken bertanya bingung.

"Iya, gue sedih dengar cerita dari Eca. Mana gue nggak bisa nemenin dia lagi-- arhh"

"Jagain Eca ya, Ken.. Arghhh ahhh."

Ken mengangguk dengan pelan namun pasti. Ia berusaha menahan agar suara desahannya tidak terdengar lantang.

***

Flashback! 3 tahun lalu.

Ken mencoba menghubungi nomer gadisnya namun tidak ada sahutan, entah sibuk atau apa hingga Eliz mengabaikan panggilannya.

Mau tidak mau, Ken menghubungi satu nomor. Ia hanya perlu teman cerita dan berbagi keluh kesah saat ini.

Tidak perlu waktu lama, sosok gadis dengan wajah polos beserta pakaian sederhana menghampiri Ken yang sedang duduk di ayunan seorang diri.

"Ken nggak apa-apa?" Suara manis itu bertanya dengan halus.

"Nyokap bokap gue, mau cerai Ca."

"Ken seriusan?"

"Gue bingung, Ca. Gue nggak pernah lihat nyokap sama bokap berantem hebat kayak hari ini. Gue takut Ca--"

Eca dengan rasa simpati tinggi, mendekati Ken mendekap sahabatnya itu. Sambil membelai lembut rambut Ken.

"Ken jangan sedih, jangan takut. Eca ada di sini buat Ken..." Eca berucap dengan penuh keyakinan.

"Semuanya akan baik-baik aja Ken, Ken jangan rapuh ya-- kamu pasti bisa Ken."

Pelukan Eca terasa lebih erat ketika Ken memeluknya balik. Aroma feminik khas Eca menusuk indra penciuman Ken. Pelukan mereka berakhir setelah percakapan menghibur yang Eca lakukan, dengan lawakan garing yang sebenarnya cukup membuat Ken tersentuh.

Ken tidak menyadari kaus tipis yang dipakai Eca mungkin membuat sahabatnya itu kedinginan. Dengan cepat Ken melepaskan jaketnya dan memakaikan pada Eca.

"Yuk, gue antar pulang udah malam."

Ken mengantarkan Eca pulang dengan mobilnya, namun ditengaj perjalanan Ken menepikan mobilnya. Ia terdiam sebentar, menatap wajah Eca yang terlelap dengan pulas tanpa dosa.

Pandangan ken beralih pada garis V pada kaus Eca yang sedikit mengekpos payudara Eca. Kena menaikan jaket yang berada di paha gadis itu, menutupi tubuh Eca dengan senyuman di bibirnya.

Ken bahkan merapikan rambut Eca yang menghalangi wajah cantik itu. Semakin diperhatikan, Ken semakin tidak bisa mendustai dirinya bahwa sudah sejak lama ia menyukai Eca, lebih dari sahabat.

Ken mendekatkan bibirnya, mengecup pelan bibir Eca dengan lembut. Pelan dan berhati-hati agar tidak membuat pemilik bibir itu terbangun.

Setelah kecupan singkat itu, Ken menyadari sesuatu yang sejak tadi terus menerus bergetar di saku celananya.

10 panggilan tidak terjawab dari Eliz.

Eliz
Ken dimana?

Eliz
Ken kenapa?

Eliz
Ken
Ken

Eliz
Ken ada masalah?

Ken
Nggak apa-apa, gue capek Liz. Mau tidur.

Pandangan Ken kembali beralih pada Eca.

"Gue harap lo nggak dapat cowok brengsek kayak gue, Ca." Ken mengelus pipi Eca dengan lembut. Sekali lagi, Ken memberikan kecupan ringan di bibir Eca.

SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang