34. Kekasih

2.7K 123 37
                                    

Terkhusus buat username @Lucaswong25_ // only update spesial part buat kamu yang suka spam aku.

Jadi, yang lain gak usah baca part ini. Soalnya ini part terkhusus buat Si Lucas. Hehehe, goals gak sampai tapi aku kasih next update. Cari penulis sebaik COKLAT ada dimana coba?

Lucas Wong I love you😻 thank you for your comment etc, so happy reading.

***

Kelima orang itu berada di situasi yang sulit didefiniskan. Baru saja muncul, Ken segera menarik pengantin wanitanya.

"Itu bukan ruang lingkup kita, Liz--" kata Ken sembari menarik tangan Eliz menjauh dari tiga cinta segitiga itu.

"Lo juga, kenapa harus ngundang Reno?!" Eliz beranjak menuruti arahan Ken, dengan wajah kesal.

"Reno itu CEO, pasti kado buat nikahan kita gede, Liz."

"Ngelawak lo, Ken?" tanya Eliz sinis, sementara Ken mengusap wajahnya gusar.

"Nggak lucu ya?" tanya Ken polos.

"Kalau terjadi apa-apa sama Eca, itu salah lo berarti ya Ken!" kata Eliz kesal, seharunya ini menjadi hari bahagianya.

Bahkan saat-saat persiapan pernikahan mereka pun, baik Eliz maupun Ken keduanya sangat harmonis. Tapi, di hari H pernikahan mereka, Eliz dan Ken malah berdebat tentang masalah percintaan orang lain.

Lucu bukan?

"Awal permasalahan itu karena lo, Liz!" Ken balas menuduh Eliz.

"Salah lo lah, lo yang ngundang Reno!!" Eliz tidak terima dengan tuduhan Ken.

"Awal masalah Eca dan Reno itu karena lo, Liz. Karena lo dan bubuk perangsang sialan itu---"

Eliz menarik napas panjang, ia tidak menyangka bahwa Ken akan mengungkit-ungkit kesalahan masa lalunya. Eliz memang merasa sangat bersalah pada Eca.

Tapi, bagaimana bisa Ken berkata sejujur itu tanpa memperdulikan perasaannya.

"Lo jadi ngeselin banget hari ini, Ken!"

"Lo kok ngambek? Gue salah apa?"

"Jangan ngikutin gue!"

***

Terlepas dari pertengkaran pengantin baru itu. Eca berdiri di tengah-tengah dua pria yang punya cerita dalam hidupnya.

Canggung, aneh, dan terasa gila.

Eca bahkan tidak bisa mendefinisikan situasi yang ia hadapi sekarang dengan cermat.

Pria dari masa lalunya, berhadapan dengan pria yang ia pilih untuk masa depannya.

Memang benar, sudah hampir setahun Eca menerima ajakan Farel untuk berada dalam sebuah hubungan yang serius.

Hanya saja, Eca dan Farel sepakat untuk tidak open publik hal itu. Mengingat Eca punya seorang putri, untuk saat ini Eca juga tidak ingin Sera berpikiran bahwa ia membagi cintanya pada orang lain.

Karena itu, Eca dan Farel sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka berdua dari Sera.

"Gue senang, lo kelihatan baik-baik aja, sehat dan makin cantik." Reno berucap dalam dalam lubuk hatinya. Metanya menatap Eca dengan sendu.

Namun Eca tidak menanggapi, Eca lebih memelih menarik lengan Farel dan membawa pacarnya itu menjauh dari mantan suaminya.

Jujur, Eca tidak sanggup bernapas jika berada di dekat Reno. Dada Eca terasa sesak, dan nyeri. Eca bahkan tidak tahu, perasaan apa itu?

Eca menatap ke arah Ken dan Eliz yang terlihat sedang bertengkar kecil. Entah ini, takdir atau suatu kebetulan.

Dua sejoli itu, selalu menjadi perantara pertemuan antara Reno dan Eca. Bahkan, mereka berdua pun kembali bertemu berkat dua orang itu.

"Ca, lo baik-baik aja?" tanya Farel merangkul pinggang Eca intim.

"Iya, Farel. Eca agak shock aja ketemu mantan suami Eca di sini."

"Jangan khawatir, Ca. Gue akan selalu ada di sisi lo dan mendampingi lo--"

Eca mengangguk, Farel meraih pucuk tangan Eca lalu mengecupnya lama. Eca tersenyum kecil, lalu menarik tangannya dengan cepat.

"Eca mau telepon Sera dulu," kata Eca meminta waktu dan jarak pada Farel.

Eca berjalan sendirian, mencoba menghubungi sang buah hati. Untuk menanyakan bagaimana kondisi puutrinya itu, dan apakah tamasyanya berjalan dengan baik?

"Ca," panggilan itu membuat Eca mematung, dengan mata tertutup rapat.

"Kenapa dia harus datang?" batin Eca kesal.

Eca membalikan tubuhnya, menatap Reno dengan tatapan biasa saja. Seolah tidak ada masalah, dan Eca hanya ingin menunjukan pada Reno bahwa ia bahagia.

Sangat bahagia, hanya sampai hari ini.

"I miss you, Ca." Reno bersuara dengan langkah kaki yang semakin dekat pada Eca.

Eca hanya berdiam diri tanpa gerakan, matanya bertemu dengan pupil indah milik Reno.

"Maaf, gue datang terlalu terlambat," tambah Reno lagi dengan tatapan sendu, senyum di bibirnya tidak mengisyarakan kebahagiaan melainkan luka.

"Urusan Eca dan Reno udah selesai!" Eca memutar tubuhnya, beranjak pergi dan berjalan membelakangi Reno.

"Liontin hijau yang lo pakai itu cantik dan cocok banget sama lo, Ca."

Langkah Eca terhenti, Eca menatap sesuatu yang menggantung di lehernya. Sialan! Eca tidak pernah melepaskan kalung cantik itu selama 9 tahun dari tubuhnya.

"Eca menghargai pemberian Mama Reno!" kata Eca memberi alasan yang meyakinkan.

"Iya gue tahu, Mama pasti senang lihat lo makai kalung itu."

Eca membalikan tubuhnya, menatap Reno dengan tatapan penuh amarah. Ia tidak ingin, Reno bersikap seperti ini padanya.

Eca tidak ingin Reno bersikap seolah semuanya baik-baik saja! Ia juga tidak ingin mendengar suara Reno lagi.

"Eca nggak ada waktu, mau Reno apa?" tanya Eca langsung to the point.

"Gue cuman mau mengulur-ulur waktu Ca, agar gue bisa melihat wajah lo lebih lama lagi.... "

***

Padamkan api di hati author?????
Clbk gak ni, ya!

PAPA FAREL ATAU PAPA RENO?

Udah lah, jan banyak cincong!
Mau lanjut, komen dulu.
Biasakan komen yang berbobot :(
Sekian dan terima cinta.
-COKLAT.

TEMBUS 30 KOMEN, AKU KASIH DOUBLE UP!!!
TEMBUS 20 KOMEN, AKU NEXT.

KALI INI AKU TEPAT JANJI, BIASAKAN KOMEN YANG BERMUTU DARIPADA HANYA SEKEDAR NEXT THOR.

SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang