"Sera harus dirawat untuk hari ini, Rel." Eca mengusap wajahnya kasar.
"Reno udah bisa dihubungin? tanya Farel peduli, ia mengusap-usap punggung Eca dengan lembut.
"Nggak bisa, Rel." Eca menunduk sedih, Eca mengasihani dirinya sendiri. Dengan kemalangan hidup yang ia rasakan semenjak menikahi Reno.
Obsesi yang pada akhirnya berakhir pada penderitaan Eca.
"Apartement gue dekat dari sini, lo nginap di tempat gue aja." Farel mengusulkan, melihat Eca yang bersikeras akan bermalam di rumah sakit benar-benar membuat Farel tidak tega.
"Nggak usah repot, Rel ...," tolak Eca halus.
"Kalau lo sakit, gimana lo bisa ngerawat Sera? Lo harus kuat Ca, biar bisa bertahan. Nanti pagi kita ke sini lagi, nemuin Sera." Farel membujuk Eca.
Setelah berpikir beberapa detik, Eca setuju. Ucapan Farel tidaklah salah. Eca juga perlu istirahat agar bisa menjadi ibu yang kuat untuk putri semata wayangnya.
Eca masuk ke dalam apartemnt mewah Farel yang rapi dan terlihat mewah.
Mata Eca terpana pada beberapa foto yang terpanjang di dinding, dan ada banyak sekali foto dari masa lalu.
Dimana wajah polos dan kenangan masa kanak-kanak antara Eca, Farel, Eliz dan Ken tersimpan pada puluhan bingkai itu.
"Eca jadi kangen jaman-jaman SD dulu, Rel." Eca menatapi wajah polosnya yang tersenyum lebar, seolah tidak memiliki beban dan penderitaan dalam hidup.
"Setelah gue kembali ke Jerman, gue kecelakaan Ca, karena itu gue nggak ngasih kabar ke lo." Farel mengakui kebenaran dan alasan mengapa ia menghilang untuk waktu yang lama.
"Kecelakaan?" tanya Eca kaget. Ia tidak pernah menduga, Farel akan mengalami hal mengerikan itu.
"Lo nggak tahu?" tanya Farel heran, "padahal gue udah ngasih tahu, Ken," sambung Farel lagi.
"Ken tahu?" tanya Eca bingung. Seingatnya, Ken tidak pernah memberi kabar apa-apa.
"Setelah kecelakaan, dan gue udah pulih total. Gue kembali ke Indonesia, ternyata Ken sudah pindah rumah dan pas gue ke tempat lo. Ternyata lo juga udah pindah rumah. Gue bingung mencari lo dimana lagi--"
"Kenapa Ken nggak pernah bilang sama Eca ya, Farel?"
"Gue nggak tahu, soal itu, Ca."
Farel menyuguhkan minuman hangat untuk Eca. Berharap Eca merasa sedikit lebih baik.
"Kamar lo di situ ya, Ca." Farel menunjuk pada sebuah kamar tamu.
"Iya, Farel ...," jawab Eca sambil menatap pantulan dirinya pada genangan air yang berada di dalam cangkir.
Anehnya, Eca malah memikirkan Reno di saat-saat seperti ini. Eca malah membayangkan Reno sedang bercumbu mesra dengan Nadine, dan melupakan dirinya dan juga Sera.
Kalau Reno bisa, kenapa Eca tidak bisa.
"Farel," panggil Eca berat.
Pria itu menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Eca yang tiba-tiba saja bangkit dan berjalan ke arahnya.
Eca berjinjit, menarik leher Farel dan melumat bibir Farel tanpa ampun.
Farel mendorong pelan tubuh Eca.
"Lo kenapa Ca, are you okay?" tanya Farel menatap Eca dengan bingung.
"Farel, I want having a sex with you tonight~" pinta Eca terdengar serius.
"ARE U SERIOUSLY?"
"Touch me!"
Farel menarik tubuh Eca, mereka berdua saling melumat bibir satu sama lain. Eca membaringkan tubuhnya di sofa, sementara Farel tengah melucuti pakaiannya.
Dua gundukan Eca terekspos sempurna, dengan cepat Farel segera membenamkan kepalanya dan mengisap aroma menggairahkan itu.
Eca melebarkan selangkangannya, memberikan ruang terbuka agar junior Farel tidak berlama-lama menggantung dan mengeras seperti itu.
"Lo serius baik-baik aja, Ca?" tanya Farel memastikan. Ia pria normal, ia tidak akan menolak jika Eca berpasrah diri seperti ini.
"Rel, pakai kondom!" Perintah Eca ketika memijat kejantanan Farel yang menegang itu.
Farel mengangguk, dengan cepat pula ia sudah melapisi kelaminnya dengan benda transparan itu.
"Ahhhh...." desah Eca panjang, saat senjata Farel masuk ke dalam kelaminnya.
" Ahhh, arghhh....faster Farel..." Eca meracau saat tubuhnya menggelinjang tidak karuan.
Sementara Farel terus memaju mundurkan junironya dengan tempo yang semakin cepat.
"Argghhh, I love you Ca..." desah Farel ketika hampir mencapai klimaks.
Farel jatuh lemas di atas tubuh Eca. Dalam keadaan masih menyatu sepeti itu. Mereka berdua bersama-sama mengumpulkan tenanga untuk permainan selanjutnya.
Lidah Farel masih cukup sibuk bermain untuk mencilati payudara Eca yang nampak berisi. Bahkan, tanpa ragu Farel menyusu di sana.
"Rel, itu susu buat Sera."
"Gue minta sedikit aja,"
Eca terkekeh, andai saja Reno bisa seperti Farel. Mungkin Eca sudah sangat bahagia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)
Любовные романыBijak-bijak dalam memilih bahan bacaan! 🐒 "Kak, boleh minta nomor hapenya?" Eca. "Lo itu jelek, norak, dan nggak bergaya. Nggak punya kaca, ya lo?!" Reno. "Kalau nggak mau, nolak aja kali, Kak. Nggak usah pakai ngata-ngatain," Eca. "Gue ngata-ngata...