Tangan Eca bergerak, menyentuh dan meraba-raba sesuatu yang hangat di depannya.
Tidur Eca sangat nyenyak dan nyaman, senyum di bibir Eca terbit. Perlahan-lahan, ia membuka matanya saat silauan mentari pagi menerobos melewati celah jendela.
Mata Eca terbuka, Eca menarik tangannya dengan cepat.
Bukannya berteriak, ia malah membungkam mulutnya sendiri agar tidak menghasilkan suara apapun.
Dada bidang berwarna putih dengan sedikit bulu-bulu halus itu membuat Eca meneguk ludahnya kasar.
Pandangannya beralih pada wajah pria yang sedang terlelap bagai pangeran, sangat tampan.
Eca mengutuk dirinya sendiri, saat melihat dari balik selimut dan mengetahui bahwa tubuhnya dalam keadaan naked, tanpa sehelai kain apapun.
Perlahan namun pasti Eca bangkit, ia bergerak lambat agar tidak membangunkan pria tu.
Biasa bahaya, jika hal itu terjadi.
Eca memunguti pakaiannya yang berserakan di sembarang tempat, dengan cepat Eca memakainya. Merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Ia mengaduh setiap kali berjalan, sesuatu terasa nyeri di bagian selangkangannya.
Eca tahu, bahwa ia telah kehilangan keperawanannya dalam satu malam.
Dan Reno-lah, pria yang bercumbu gila padanya tadi malam.
🐒🐒🐒
Eliz menutup rapat mulutnya, benar-benar terkejut dengan pengakuan yang dituturkan oleh Eca.
"Gue nggak bermaksud bikin lo sex sama Reno, gue cuman mau lo lakuin first kiss aja sama dia, nggak lebih." Eliz merasa bersalah, bukan itu tujuannya. Ia pikir Eca hanya akan mencium Reno setelah bubuk perangang yang ia berikan itu, yang pasti Reno akan marah dan setelah itu selesai.
Tidak akan ada kegiatan lebih dari ciuman bibir. Tapi, perhitungan Eliz salah besar. Ia meleset jauh, dengan kemajuan gila.
"Eca nggak tahu, Reno pakai pengaman atau nggak?" lirih Eca dengan perasaan sedih.
Namun, sensasi nikmat malam itu tidak akan pernah ia lupakan.
"Lo tanya Reno aja, Ca."
"Eca takut, Liz ...," kata Eca lagi.
"Reno crot di dalam atau di luar?"
"Crot? Apa itu?" Tentu saja, Eca yang polos tidak akan tahu kata sakral tersebut.
"Ngeluarin spermanya, di dalam lo?" Eliz bertanya ragu, inilah dampak tidak pernah menonton film semi. Membuat Eca jadi tidak berpengalaman.
"Eca nggak tahu, Eca baru satu kali kayak gini, Eca takut, Liz...," tutur Eca berterus terang.
"Everything will be okay, dear. No problem," sahut Eliz berusaha menenangkan Reno.
🐒🐒🐒
SIAL!
Satu kata itu yang melekat di lidah dan pikiran Reno.
Mimpi sial apa ia, hingga ia bisa meniduri cewek paling cupu di sekolahnya?
Reno berhasil mengambil keperawanan gadis polos itu. Tapi, bukan itu masalah besarnya. Sebab, Reno lupa memakai condomnya!
Demi Tuhan, apa yang harus Reno lakukan.
Reno menatap telapak tangannya, telapak tangan yang pernah meraba dan meremas payudara kecil milik Eca.
Tubuh Eca benar-benar bukan tipe idealnya, apalagi wajahnya. Sungguh, mala petaka.
Hanya ada satu hal yang Reno suka, di malam penuh dosa itu. Yaitu, desahan merdu yang keluar dari mulut Eca, memuja-muja dirinya bahkan mengagumi trik gila sex-nya.
Perlahan namun pasti, Reno menghubungi nomor seseorang.
Malam itu adalah sebuah kesalahan, apa yanh terjadi seharusnya dilupakan. Desahan merdu itupun harus leyap dari ingatannya.
"Kak Reno?" suara seorang gadis dari seberang telepon membuat Reno terdiam. Reno menatap sesuatu di balik celanya yang tiba-tiba terbangun.
Sialan, Reno terangsang.
"Ca, bisa kita ketemu...,"
"Iya, Kak."
Sambungan telepon terputus, Reno menarik napas dalam-dalam. Ia harus menenangkan juniornya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)
RomanceBijak-bijak dalam memilih bahan bacaan! 🐒 "Kak, boleh minta nomor hapenya?" Eca. "Lo itu jelek, norak, dan nggak bergaya. Nggak punya kaca, ya lo?!" Reno. "Kalau nggak mau, nolak aja kali, Kak. Nggak usah pakai ngata-ngatain," Eca. "Gue ngata-ngata...