22. ---

4.4K 147 15
                                    

2 hari sebelumnya!

"I want more, Ren. Lebih dari itu--"

Reno mendorong pelan Nadine. Ia bangkit dari kursinya, beranjak meninggalkan Nadine.

"Kalau kamu ninggalin aku kayak gini, aku bakal bocorin hubungan kita sama Tante, Ren!" Ancam Nadine dengan tenang.

"Nadine, lo udah kelewatan!" Geram Reno, ia segara menarik Nadine menjauhi tempat tersebut.

"Aku nggak mau kehilangan kamu lagi, Ren. Kita nggak perlu terikat pernikahan, selama kamu tetap sama aku!"

"Lo ngancam gue--"

"Nggak Reno, ini demi kebaikan kita berdua." Tangan Nadine berusaha meraba junior Reno dari balik celana.

"Nadine jangan macam-macam!"

"I love you, Ren."

***

Reno mengacak kepalanya frustasi. Di saat ia sudah siap untuk memperbaiki semuanya, Nadine malah menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

"Ren, setelah ini lo nggak ada kelas kan?" tanya Rezky mengamati Reno, "yuk Ren... Ke tempat biasa, Ren!"

"Lo aja, gue lagi banyak pikiran nih!"

"Kenapa sih lo, Ren?"

"Gue juga bingung, Ky."

"Masalah rumah tangga?"

"Lebih parah dari itu," lirih Reno dengan tatapan datar.

"Perselingkuhan?" tebak Rezky penasaran.

"Lebih dari itu--"

"Lo jual bini lo?" tanya Rezky lagi tidak menyerah.

Reno menarik napas. "Jangan ngada-ngada lo!"

"Kelihatan dari muka lo, kalau misalnya... Dunia pernikahan itu berat!"

"Iya, gue saranin lo jangan menikah ya, Ky."

Rezky tertawa singkat, ia pun memutuskan untuk berpamitan dengan Reno.

***

"Ca!" Panggilan itu membuat Eca menolehkan kepalanya.

"Wildan?" Eca tersenyum kecil. "Lama nggak kelihatan-"

"Iya, gue ambil cuti beberapa hari ke Surabaya. Lo pas gue tinggal makin kurusan aja--" Windan mengusap pucuk kepala Eca.

Mereka berjalan beriringan karena sekitar 10 menit lagi, keduanya akan masuk ke dalam ruang kelas yang sama.

"Ca, gue..."

"Hmm?" Eca membalikan kepalanya.

"Waktu awal-awal kuliah, gue pernah ngelakuin sesuatu buat lo-"

Eca menghentikan langkahnya, menatap Wildan dengan heran.

"Maksudnya?"

"Gue ngajuin lo di program Exchange studeng dan beasiswa ke Jepang, Ca."

Eca menatap sekitar, masih mecerna baik-baik maksud Wildan. Hah, kok bisa?

Eca menatap Wildan penuh tanda tanya, menunggu penjelasan dari pria itu.

"Dan tadi pagi gue mampir ke ruang dosen, Pak Haris bilang kalau ternyata data dan berkas lo di acc, Ca."

"Gue minta maaf baru bilang sekarang, gue nggak tahu lo bakal nikah cepat banget, dan sekarang terserah lo Ca... Ini mungkin bakal jadi kesempatan terakhir lo--"

Eca memejamkan matanya, hatinya mengantung. Apa yang harus ia lakukan?

SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang