39. 10 Tahun Sera

2.2K 103 6
                                    

Ini extra 5 part double up!

Yuk tamatin cerita ini, bantu aku...
dengan cara komen di setiap part yang aku update.

Aku selalu nepatin janji, giliran kalian lagi.

.
.

Sera mendesis, lagi-lagi ia sudah menunggu lama namun karena ada 'operasi mendadak' katanya, hingga sang Bunda batal menjemputnya.

Langkah gadis berusia sepuluh tahun itu terhenti, ia menatap sekitar dan berusaha mundur secepat kilat.

Namun tidak berhasil, lima orang berseragam sama dengannya lebih dulu melihatnya.

"Eh lo anak emas bu guru!" teriak gadis berbandu yang berjalan di tengah, persis seperti ketua geng mereka.

"Gue nggak ada urusan sama kalian." Sera terpojok, ia menatap wajah mereka berlima dengan berani.

"Muka lo jangan sinis gitu!" tegur salah seorang gadis yang berdiri paling ujung kiri.

"Jangan ganggu gue!" kata Sera penuh penekanan. Ia melangkah pergi, namjn dihalau oleh mereka berlima.

"Lo jangan terlalu caper deh, gue tahu lo itu pintar dan murid jenius di kelas tapi entah kenapa seisi kelas benci banget sama lo?" Gadis dengan tag nama Yuli itu tertawa, diikuti dengan keempat teman-temannya.

"Gue nggak pernah caper," sahut Sera cepat. "Minggir!" Sera menerobos kelima teman sekelasnya itu.

Bruk!!

Entah siapa yang mendorong tubuhnya dari belakang berhasil membuatnya jatuh tersungkur. Ia memegangi kedua lututnya yang terasa perih.

Sera balas menatap mereka berlima dengan tatapan tajam. Ia benar-benar tidak suka Yuli dan teman-teman sekelasnya yang sok jagoan itu.

"Berani banget lo ngelawan kita?" tanya Yuli dengan kedua tangan terlipat di dada.

"Kenapa harus takut sama lo juga?" tanya Sera dan segera bangkit.

Plak!

Sera memegangi pipinya. Ia sudah habis kesabaran menghadapi lima setan itu.

"Lo nggak pernah jera ya, selama ini sudah gue pukul?"

Sera menggulung lengan bajunya. Ia pun balas mendorong Yuli dengan kuat hingga jatuh terduduk di tanah.

"Sera! Awas lo ya.... "

Baik Sera dan kelima gadis itu terlibat perkelahian. Sera cukup kuat, namun menghadapi gadis-gadis berusia dua tahun yang lebih tua darinya cukup sulit. Belum lagi mereka main keroyokan.

"Aw!" Sera mengaduh saat ia kembali jatuh ke tanah. Berlindung di balik tas punggungnya, Sera hanya bisa pasrah ditendang oleh kelima gadis berusia 12 tahun itu.

"Stop! Adek-adek nggak boleh berantem kayak gini." Suara berat itu membuat kelima gadis itu buru-buru kabur dan meninggalkan Sera seorang diri.

Tanpa menangis sedikitpun, Sera merapikan roknya yang kotor karena tanah. Ia dengan cepat, menyandang kembali tasnya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu nggak apa-apa, dek?" tanya seorang pria bersuara berat.

Sera mengangkat pandangannya, menatap wajah pria berjas yang secara tidak langsung telah menyelamatkannya.

"Daddy?" gerutu Sera sangat pelan tanpa sadar.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya pria itu lagi.

Tebakan Sera benar! Pria yang berdiri di depannya sekarang adalah Reno, ayahnya.

Sosok manusia yang paling jahat dari cerita yang pernah ia dengar dari sang Bunda.

Tanpa sadar Sera melangkah mundur, ia lebih takut melihat sang Daddy berdiri di hadapan matanya ketimbang penyiksaan yang dilakukan Yuli dan gengnya

"Ha?" Sera bingung sendiri, dengan tampang polos sekali lagi ia menatap wajah Reno.

"Ikut Om, ada apotik di depan jalan." Reno berusaha menggapai tangab Sera dan membawa gadis cilik itu untuk diobati.

"Nggak perlu!" Sera menolak tegas.

"Bentar aja, pasti perih itu luka di lutut kamu. Tenang, Om bukan orang jahat kok."

"Nggak usah pegang-pegang, biar aku jalan sendiri aja!"

"Iya," kata Reno dengan rasa canggung dan tidak nyaman. Namun, ia memutuskan untuk membiarkan Sera dan mengekorinya di belakang.

.
.

Tagih ya buat next part update :)

SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang