51. Wanita Kuat

1.8K 85 3
                                    

Mereka duduk di taman rumah sakit yang cukul luas. Jas kantor mahal Reno rela berkorban sebagai alas tempat mereka duduk.

Eca nampak bisu, menikmati makan siangnya dalam keheningan sambil merasakan angin menyejukan yang menerbangkan beberapa dedaunan.

"Nih, Ca. Cobaain ...."

Eca menepis pelan tangan Reno yang sedang menyodorkan sesendok ice cream ke arahnya.

"Aku bisa sendiri."

"Nggak usah nolak, buka mulut!" perintah Reno, sambil terus menyodorkan sendok tersebut ke arah Eca.

Sebelum belepotan lebih banyak di bibirnya, Eca membuka mulutnya dan menerima suapan es krim dari Reno.

Rasanya menyejukan menikmati es krim di cuaca yang cukup panas. Eca memandangi langit cerah yang tidak terlihat berawan sedikitpun.

Eca merasakan sesuatu yang hangat menempel di bibirnya. Reno menciumnya sebentar, lalu melepaskan bibirnya tidak beberapa lama.

Dengan mata melotot penuh tanda tanya, Eca buru-buru membersihkan bibirnya dengan kedua telapak tangannya.

"Gue nggak punya tisu, Ca. Jadi bersihin es krim yang belepotan di bibir lo cuman bisa pakai cara itu." Reno memberi alasan yang benar-benar tidak masuk akal.

Bilang aja, modus!

"Nggak waras!" Eca buru-buru bangkit, namun Reno menahan lengannya.

"Bu Dokter, saya perlu resep untuk membuat seorang Eca jatuh ke pelukan saya lagi."

"Jangan mimpi." Eca menjawab cepat, singkat dan sangat jelas.

"Aw," jerit Eca refleks ketika tiba-tiba saja ia sudah terduduk sekali lagi di pangkuan Reno.

Tangan Reno bergerak lembut, menyisir helai demi helai rambut pendek Eca yang tergerai jatuh.

Gerakan Reno begitu lembut, hingga Eca terbuai. Wanita cantik itu menutup matanya tanpa sadar, seolah memberikan kesempatan emas pada Reno untuk menelusuri seluruh lekuk tubuhnya.

Mata Eca tebuka, saat Reno meremas pantatnya, lalu jari jemari Reno bergerak membelai paha Eca dengan sangat hati-hati.

"Lo suka kan, Ca?" tanya Reno, ia menurunkan dari pangkuannya.

"Reno apa-apaan!" respon Eca cepat, ia tidak ingin terlihat salah tingkah. Meskipun jelas sekali, wajah dokter cantik itu terlihat memerah.

"Bilang aja, Ca. Kalau mau... gue selalu terbuka buat lo!"

"Brengsek!" umpat Eca lalu melangkah pergi dengan cepat.

Tiba di dalam ruangannya, Eca segera duduk di kursinya sambil menyandarkan punggungnya.

Eca mengusap wajahnya dengan kasar. Sambil menggigit bibir bawahnya, dan sialnya lagi Eca malah terbayang wajah Reno.

Bisa-bisanya pria yang laling Eca benci dimuka bumi itu, kembali muncul di hadapannya. Dan ingin menaklukan hati Eca kembali.

Sorry to say, but Eca nggak akan pernah bisa menerima Reno lagi.

Eca tidak cukup gila untuk menerima kembali cowok yang hampir membuat mimpi Eca tidak berhasil, membuat Sera hidup tanpa kasih sayang seorang Daddy, dan membuat luka-luka paling menyakitkan yang pernah Eca rasakan selama ini.

Ia tidak senaif dan sepemaaf itu untuk menerima kembali Reno, setelah sembilan tahun menghilang tanpa kabar, tanpa pernah mampir bahkan untuk bertukar kabar.

Bagi Eca, Reno tidak lebih adalah luka terdalam, sakit hati terbesar, dan penyesalan seumur hidup.

SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang