Sampai detik ini, Ibu satu anak itu masih memikirkan kejadian kemarin malam.
Entah apa yang membuat Sera mengabaikannya dan bahkan memilih untuk menghindar dari Ibu kandungnya sendiri.
Eca tahu berat sekali rasanya menjadi seorang Ibu tunggal, bahkan membesarkan putri kecilnya sampai sejauh ini.
Dalam hati Eca mencari jawaban atas sikap Sera. Mungkinkah... karena putrinya terlahir dari keluarga broken home tanpa pernah mengenal sosok ayah? Atau karena ia sebagai seolah Ibu telah gagal dimata sang Putri?
Wanita yang duduk di dalam ruangannya dengan jas putih khas dokter itu nampak frustasi. Kantung hitam matanya tidak dapat berbohong.
Akhir-akhir ini, Eca stress dengan pekerjaan dan perubahan mood sang putri yang membuat Eca jujur kewalahan.
Belum lagi hubungan seriusnya dengan Farel yang ternyata diketahui Sera. Malah memperkeruh semuanya.
Sambil menghela napas berat, Eca menatap ke arah pintu ketika pintu ruangannya terbuka.
Menampilkan sosok rupawan yang dulu pernah sangat ia cintai.
Reno.
Apa lagi, kenapa pria itu harus muncul di hadapannya di saat yang tidak tepat?
"Aku sibuk, keluar!" kata Eca dengan wajah serius.
Reno menarik kursi yang berada di depan meja Eca. "Saya mau periksa Bu dokter." Reno menjawab santai, ia menopang dagu pada kedua tangannya.
"Aku nggak ada waktu meladeni kamu, mending pergi."
Reno berdecak dengan wajah pura-pura kesal. "Saya udah bayar mahal-mahal buat check up sama dokter cantik di depan saya, tapi malah dijutekin. Tega!"
Eca hampir tidak yakin dengan pendengarannya. Benarkan ucapan itu, keluar dari mulut busuk Reno.
Malas berdebat, Eca mengeluarkan stetoskop dari dalam lacinya. "Gejala sakitnya apa, Pak?" Eca bertanya datar, sebagai seorang dokter Eca harusnya tidak boleh membenci dan membeda-bedakan pasien. Tapi, entah kenapa hal tersebut tidak berlaku bagi Reno.
"Gue sakit karena merindukan lo," jawab Reno tanpa rasa bersalah sambil menunjukan senyum lebarnya.
Munafik! Eca bangkit dari kursinya, mendekati Reno untuk mendeteksi gejala sakit apa yang mungkin di derita kaparat itu.
Eca meletakan stetoskop itu di dada Reno, jujur untuk pertama kalinya ia merasa aneh mendengarkan detak jantung pasiennya.
"Dengar kan, itu suara detak jantung gue karena bu dokter." Reno terus-terusan menggoda Eca.
Eca melepaskan stetoskopnya, matanya memandang Reno penuh amarah.
"Sudah cukup main-mainnya!"
Reno tertawa, entah kenapa Eca benar-benar merasa diremehkan. Lebih tepatnya, ia terganggu dengan kehadiran Reno.
Dengan cepat pula, Reno menarik pergelangan tangan Eca. Menarik wanita cantik itu, hingga Eca merasa sedang duduk di sesuatu yang nyaman dan empuk.
Wajah Eca dan Reno hanya berjarak beberapa puluh senti. Dokter cantik itu, berusaha bangkit.
Bisa-bisanya ia malah duduk di pangkuan paha Reno yang nyaman. Namun, Reno menahan tubuhnya.
Mantan suami Eca itu masih berusaha untuk mempertahankan posisi romantis itu sedikit lebih lama. Ia pun masih tidak melepaskan genggaman tangannya pada lengan Eca.
Perlahan namun pasti, Reno membawa tangan Eca untuk menyentuh dadanya.
"Aku serius, Ca." Reno berucap ramah sembari tersenyum.
Eca buru-buru menarik tangannya dari dada Reno, dengan cepat pula ia segera berdiri.
Ia menarik napas panjang, kesal.
"Keluar," kata Eca sambil menunjuk ke arah pintu.
Reno pun ikut bangkit dari kursinya.
"Lo kelihatan tidak sehat, dan kurusan. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan, serta tidur yang teratur ya Bu dokter." Reno membalikan badannya, lalu melanjutkan ucapannya, "Sera gimana kabarnya, aku kangen banget sama dia?"
"Kamu nggak berhak tahu kehidupan Sera dan aku, kita udah putus hubungan!" tegas Eca benar-benar tidak suka jika Reno membawa-bawa nama putrinya.
"Gue bakal datang lagi, Ca." Reno berucap terakhir kalinya sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)
RomanceBijak-bijak dalam memilih bahan bacaan! 🐒 "Kak, boleh minta nomor hapenya?" Eca. "Lo itu jelek, norak, dan nggak bergaya. Nggak punya kaca, ya lo?!" Reno. "Kalau nggak mau, nolak aja kali, Kak. Nggak usah pakai ngata-ngatain," Eca. "Gue ngata-ngata...