Reno membuka matanya, ia menatap wajah cantik Nadine yang tertidur di sampingnya. Wanita itu terlihat rapuh, tubuh Nadine memeluknya begitu erat.
Reno mengusap pelan pipi sang sahabat. Entah pukul berapa sekarang, Reno malah gelisah seorang diri.
Ia meraih ponselnya di atas nakas. Reno tidak menyadari bahwa ponselnya sedang berada dalam mode daya rendah. Dengan cepat Reno mencharger ponselnya, sudah pukul 04.45 dini hari.
23 panggilan tidak terjawab dari 'Sera Mom'.
3 pesan belum dibaca dari Sera Mom.
Reno bertanya-tanya, alasan Eca bisa menghubunginya sebanyak itu. Benar-benar wanita yang menyebalkan.
Ia sama sekali tidak bisa mandiri, dan selalu merepotkan Reno di saat yang tidak tepat.
Sera Mom : Reno kamu dimana, kenapa belum pulang? Sera rewel banget ini.
Sera Mom : Reno... Eca harus ngapain, Sera rewel banget. Sera kayaknya sakit deh. Reno dimana?
Sera Mom : Eca bawa Sera ke rumah sakit. Sera sakit, dan harus dirawat malam ini juga. Eca cuman ngabarin, siapa tahu pas Reno pulang, Reno bingung nyari-nyari Eca dan Sera ada dimana. Eca sama Sera ada di rumah sakit kok, Reno jaga diri ya.
Reno merasa nyeri di hatinya, entah perasaan aneh apa itu. Atau mungkin rasa bersalah pada putrinya Sera.
Reno mengusap wajahnya kasar, pandangannya beralih pada Nadine yang terlihat menggeliat dalam tidurnya.
Dengan cepat Reno membenarkan selimut untuk menutupi tubuh Nadine telanjang Nadine yang hampir terekpos.
Reno memakai kembali pakaiannya, ia harus menemui putrinya.
"Reno mau kemana?" tanya Nadine terbangun, karena suara berisik yang dihasilkan oleh Reno.
"Ke rumah sakit, Sera sakit, Nad."
"Oh, Sera sakit ... kan ada Eca, lo di sini aja sama gue, Ren." Nadine mengubah posisinya jadi setengah duduk.
"Sera butuh gue, Nad."
"Kenapa Sera butuh lo?"
"Gue ayahnya, Nad."
Nadine mengacak rambutnya kasarnya, menatap Reno dengan tatapan kecewa.
"Kita udah janji Ren, untuk bahagia. Hanya gue dan lo. Jadi, lo lupain Sera atau Istri babu lo itu!"
Reno menatap Nadine sebentar, ia tidak membalas apapun. Hanya diam, dan bersiap-siap untuk pergi.
"Ren, lo udah janji. Kita bakal nikah setelah lo dan Eca cerai. Lo nggak usah sok bertanggung jawab deh, Ren."
"Shut up, Nadine!"
"I think you was forgot about Sera. Lo bilang Sera adalah neraka lo, yang menghancurkan hidup dan masa depan lo. Sera ataupun ibunya, itu aib buat lo kan?"
Tatapan Reno tajam pada Nadine. "Besok, lo harus pergi dan tinggalin rumah gue!" kata Reno penuh penekanan. Ia beranjak pergi meninggalkan kamar hotel.
Meninggalkan Nadine seorang diri dengan perasaan kesal yang membuncah.
Tidak perlu waktu lama untuk tiba di rumah sakit, karena jalanan pada pukul cukup pagi seperti ini tidak begitu macet.
Dari kejauhan Reno bisa melihat Eca sedang bersama dengan seorang pria yang selalu menempeli wanita yang masih berstatus istri orang.
Emosi Reno meluap, istrinya benar-benar pelacur kelas rendah.
"Sera kenapa bisa sakit?" tanya Reno saat berdiri di sebelah Eca.
"Reno, kapan sampai?" tanya Eca takjub.
"Bego, gue tanya lo harusnya jawab!"
"Maaf Reno, Eca nggak tahu Sera kenapa bisa sakit."
"Itu karena lo, jadi ibu yang nggak becus buat besarin satu anak."
"Maafin Eca!"
"Lo kenapa ada si sini, sana lo pergi!!" usir Reno pada Farel.
Eca menatap Farel sebentar, "Farel pergi aja ..."
"Lo yakin nggak apa-apa, Ca?" tanya Farel kahwatir. Melihat tempramen Reno membuat Farel benar-benar yakin untuk merebut wanitanya kembali.
"I am okay, thanks for all ya Rel."
Kepergian Farel membuat Eca pasang badan mendengarkan caci maki Reno yang tidak ada henti.
"Tadi malam Reno nginap dimana?" tanya Eca membuka suaranya.
"Bukan urusan lo!"
"Tadi malam Reno sama Nadine?" tanya Eca mendongak menatap Reno dengan beberapa bulir air mata yang mengalir di pipinya.
"Iya, kenapa? Lo marah!! Lo nggak berhak marah atau cemburu, karena lo itu cuman the duff!"
"Maaf karena Eca adalah istri the duff buat Reno. Eca mau Reno ceraikan Eca saja, Eca berhak bahagia sekarang!"
"Tentu gue akan menceraikan lo! Lo tunggu aja--"
"Eca mau jujur sama Reno."
"Apa lagi?"
"Tadi malam Eca dan Farel tidur bareng. Sama seperti yang Reno lalukan dengan Nadine. Eca hanya ingin Reno merasakan satu kali berada di posisi Eca, maafin Eca."
Plak!!
"Pelacur!" Reno membalikan badan, pergi meninggalkan Eca.
Tamparan itu terasa perih dan menyakitkan di saat yang bersamaan. Eca menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar rapuh saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLEEPING WITH SENIOR (COMPLETE)
RomansaBijak-bijak dalam memilih bahan bacaan! 🐒 "Kak, boleh minta nomor hapenya?" Eca. "Lo itu jelek, norak, dan nggak bergaya. Nggak punya kaca, ya lo?!" Reno. "Kalau nggak mau, nolak aja kali, Kak. Nggak usah pakai ngata-ngatain," Eca. "Gue ngata-ngata...