"Ja tiktenya udah si Om beliin ya" kata Yaya yang sedang berjalan di samping ku.
Aku hanya menganggukan kepala sambil sesekali memperhatikan ke sekekililing ku. Saat ini kami sedang berjalan-jalan di sekitaran Mall.
Mbak Lita sejak tadi berjalan disamping Mas Bas dan sesekali mereka menghilang karna mampir kesalah satu toko yang kami lewati.
Sedangkan Niko dan Mas Rian lagi anteng ngobrol berdua. Ga tau deh ngomongin apa. Tapi yang jelas sih kayanya soal urusan kerjaan.
"Eh kita keatas aja deh yuk. Ini tinggal 20 menit lagi" kata Yaya sambil mendekat ke arah Mas Rian.
"Kenapa sayang?" Kata Mas Rian yang langsung ngeuh kalau Yaya berjalan ke arahnya.
"Keatas aja Yuk. Bentar lagi film yang mau kita tonton mulai." Kata Yaya sambil menggandeng lengan Mas Rian.
"Yaudah ayok" jawab Mas Rian dan mereka berdua pun berjalan lebih dulu.
Aku mengikuti mereka di belakang dan ternyata Niko sudah berjalan disamping ku.
Saat akan menaiki eskalator, Niko berjalan di belakang ku dan kedua tangannya memegang bahu ku.
"Ih Ja. Lo tinggian sekarang" kata Niko sambil tertawa.
Aku langsung menatap galak ke arah Niko.
"Apa sih Ko, ga jelas" kata ku.
"Galak amat sih, lagi ga bisa diajak becanda ya lo?" Tanya Niko.
Aku hanya diam, ga berniat menjawab pertanyaan dari Niko.
"Ja beli makanan gih" kata Niko sambil menyodorkan kartu debitnya ke arah ku.
"Sekalian sama Yaya dan Mbak Lita. Tadi kan tiket udah dibayarin Mas Rian" kata Niko lagi.
"Okay" kata ku saat sudah menerima kartu debit milik Niko dan berjalan ke arah Yaya yang sedang mengantri untuk membeli popcorn.
"Ya, kata Niko dari dia aja" kata ku sambil memperlihatkan kartu debit milik Niko ke arah Yaya.
"Mbak Lita, mau yang asin apa yang manis?" Tanya ku sambil menghadap ke arah belakang.
"Manis aja Ja" teriak Mas Bas yang berdiri disamping Mbak Lita.
Aku hanya mengangguk dan kembali berdiri disamping Yaya.
"Si Niko ga takut duitnya dibawa kabur sama lo apa ya" kata Yaya sambil tertawa.
Aku ikut tertawa dan melirik ke arah Niko yang kembali ngobrol dengan Mas Rian. Iya, aku dan Niko bahkan sudah sama-sama tau pin kartu debit kita masing-masing. Bahkan ga jarang kartu milik Niko ketinggalan di dompet ku sampai berhari-hari.
Saat kami akan masuk kedalam bioskop, Niko menahan lengan ku dan memperhatikan penampilan ku.
"Ga bawa jaket?" Tanya Niko.
Aku hanya menggelengkan kepala.
"Kan di dalem dingin" kata Niko.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...