Niko memarkirkan mobilnya tepat di depan salah satu resto yang ada di bandara Husein Sastranegara. Setelah memarkirkan mobilnya dengan rapih, Niko turun terlebih dahulu dan membantu ku membukakan pintu mobil untuk ku.
"Thank you" kata ku saat sudah berdiri di hadapan Niko.
Tangan Niko langsungsung menggandeng tangan ku. Kami berjalan bersampingan sambil tetap bergandengan tangan.
Aku memperhatikan tangan ku yang berada dalam genggaman tangan Niko. Sebenarnya aku sudah sangat sering di perlakukan seperti ini sama si manusia bulu, tapi untuk sekarang rasanya beda. Jauh lebih menyenangkan dari sebelumnya
Rasanya dari tadi bibir ku ga bisa berhenti tersenyum. Niko juga sejak tadi ga berhenti melakukan hal-hal konyol yang sialnya malah sukses membuat ku tertawa.
Aku dan Niko sudah memasuki resto tersebut dan menemukan Omah yang duduk menghadap ke arah pintu masuk. Omah langsung melambaikan tangannya saat meihat aku dan Niko mendekat kearah beliau.
Kami bergantian bersalaman dan memeluk Omah juga Bude Intan. Akhirnya kami ikut makan bersama Omah dan Bude, karna mereka memaksa kami untuk ikut makan bersama.
"Apakabar Diza?" Tanya Omah saat aku dan Niko sudah duduk dihadapan beliau.
"Baik Omah. Omah sendiri gimana kabarnya?" Tanya ku sambil tersenyum.
"Baik sayang" jawab Omah.
"Omah maaf ya waktu itu aku ga sempat ketemu sama Omah lagi." Kata ku.
"Iya ga apa-apa sayang. Aa juga jarang banget dirumah, selama kemarin Omah di Bandung" kata Omah sambil melirik ke arah Niko.
Niko hanya tertawa dan mengusap tangan Omah yang ada diatas meja. Setelah memesan makanan, aku, Niko, Omah dan Bude Intan kembali saling mengobrol.
"Pacar mu cantik ya A" kata Bude sambil tersenyum ke arah ku.
Aku membalas senyum Bude sambil menganggukkan kepala. Rasanya tiba-tiba pipi ku terasa semakin panas.
"Iya Bude, kalau kata orang Bandung mah geulis pisan (cantik banget)" kata Niko sambil tertawa.
Aku menyenggol lengan Niko dengan sikut ku.
"Apa?" Tanya Niko.
"Berisik Niko" jawab ku sambil melirik galak.
Niko hanya terkekeh.
"Waktu terakhir Omah ke Bandung, kamu ngenalin Diza itu sebagai teman mu lo A" kata Omah sambil menatap aku dan Niko bergantian.
"Iya Omah, Diza itu temen ku" kata-kata dari Niko membuat ku seperti dilempar dari gedung bertingkat.
Aku hanya diam dan berusaha menahan rasa sesak dengan mengigit bibir ku.
"Temen hidup ku lebih tepatnya" kata Niko sambil menggenggam tangan ku yang berada di bawah meja.
Omah dan Bude Intan langsung tertawa mendengar ucapan Niko. Sedangkan aku dibuat kembali melayang sama kata-kata si manusia bulu ini!
Ga lama makanan kami datang dan kami langsung menghabiskan makanan sambil sesekali mengobrol.
"A, beberapa hari yang lalu Bude ketemu Mbak Widya sama Manda di Yogya." Ucapan Bude Intan yang seketika menghentikan gerakan tangan Niko.
"Ternyata Manda lagi S2 di UGM. Makin gede keliatan makin cantik dia" kata Bude Intan.
Aku mengerutkan kening ku, siapa Widya sama Manda?
"Oh ya? Udah lama Niko ga ketemu Tente Widya sama Manda" jawab Niko.
"Mbak Widya nanyain kabar mu A." Niko kembali menatap Bude Intan.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...