Siang ini, aku dan Mamah sedang berbelanja disalah satu departemen store di Bandung. Aku sedang mendorong troli di belakang Mamah yang sejak tadi sedang membaca daftat belanjaannya.
Mamah memasukan barang-barang ke dalam troli sambil sesekali membaca kembali daftar belanjaannya. Aku mendorong troli sambil sesekali memperhatikan Hp ku, karna sejak tadi sedang menunggu balasan pesan dari Niko.
Saat melewati rak rak makanan ringan, aku teringat makanan ringan kesukaan Niko.
"Mah, duluan aja. Adek mau nyari sesuatu dulu" kata ku sambil mendorong troli untuk mendekat ke arah Mamah.
"Nanti Mamah nunggu di tempat frozen food ya Dek" kata Mamah sambil berjalan mendorong troli belanjaan kami.
Aku memperhatikan beberapa snack yang ada di hadapan ku. Sambil sesekali melirik ke arah lain, siapa tau snack yang aku cari berada di belakang ku.
Saat memperhatikan ke rak paling atas, ternyata snack yang aku cari berada disana. Aku berkeliling melihat ke arah sekitar ku, berharap ada seseorang yang tubuhnya jauh lebih tinggi dan bisa membantu ku.
Setelah menunggu beberapa menit, ga ada satu pun orang yang melewati tempat ku berada. Akhirnya mau ga mau aku harus berusaha mengambilnya sendiri.
Aku mencoba menjinjitkan kaki ku untuk menggapai rak bagian atas, tapi ternyata percobaan pertama ku gagal. Aku berusaha melakukan percobaan kedua dengan lebih bersungguh-sungguh, tapi hasilnya masih tetap sama.
Kadang aku berpikir apa aku benar-benar anak Mamah dan Papah. Karna sepengelihatan ku Mamah, Papah dan bahkan Teh Riza mempunyai tinggi badan diatas 165 cm. Sedangkan tinggi badan ku hanya mentok di 160 cm.
Atau saat kecil Mamah ga memenuhi kebutuhan nutrisi ku dengan baik? Makanya aku ga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Atau jangan-jangan Teh Riza mengambil semua makanan bergizi dan ga menyisakannya untuk ku. Sehingga pertambahan tinggi badan ku terhambat karna ga cukup mendapakan makanan yang bergizi.
Saat aku akan melakukan percobaan ketiga, tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan ku dari arah belakang.
"Dor" teriak seseorang tepat di samping telinga ku.
Tubuh ku yang ga siap menerima kejutan seperti tadi akhirnya oleng dan menabrak tubuh seseorang yang berada tepat di belakang ku.
Aku langsung berbalik dan menemukan manusia bulu menyebalkan sedang tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah ku.
"Dasar manusia bulu ga waras!" Teriak ku sambil memukul dada bidang milik Niko.
"Gila! Gue hampir jantungan Niko!" Kata ku masih dengan suara sedikit berteriak.
Aku mencoba menarik nafas beberapa kali untuk menetralkan degup jantung ku. Sedangkan Niko hanya tertawa sambil memegangi dadanya yang tadi ku pukul dengan cukup keras.
"Makanya kalau kemana-mana bawa bangku kecil gih. Biar ga susah-susah jinjit kalau harus ambil barang di tempat yang tinggi" kata Niko sambil tertawa.
Aku hanya mendengus dan ga berminat menimpali omongan Niko.
Niko bergerak mendekat ke arah ku dan langsung mengambil dengan mudah snack yang sejak tadi ingin ku ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...