PART 20

8.2K 663 49
                                    

Gak terasa hubungan ku dengam Niko sudah berjalan di bulan ke 3. Kadang aku masih ga nyangka dan masih ngerasa aneh kalau mendengar Niko memanggil ku dengan panggilan 'sayang'.

Aku inget banget dulu Niko pernah ngeledek Yaya yang manggil Mas Arian dengan panggilan 'sayang', eh ternyata skarang dia yang habis diledek Yaya, Mas Arian dan Mas Bas saat memanggil ku dengan panggilan itu.

Sebenernya ga banyak yang berubah dengan kebiasaan ku dan Niko. Kami masih bersikap seperti dua orang sahabat yang ga jarang sering ributin hal yang gak penting.

Tapi disisi lain Niko juga bisa memperlakukan ku dengan baik sebagai pacarnya. Pokoknya aku benar-benar bersyukur punya pacar kaya Niko.

Keluarga ku tentu sudah sangat menerima Niko dengan baik. Bahkan jauh sebelum Niko jadi pacar ku, dia sudah diterima dengan baik di rumah.

Begitu pun aku yang sangat diterima dengan baik di keluarga Niko. Bahkan Tante Tiwi sudah sering menyuruh Niko buat melamar aku. Padahal kami baru pacaran beberapa bulan.

Aku dan Niko sepakat untuk menunggu Teteh. Kami berdua ga mau mendahului Teteh dalam urusan menikah. Sebenarnya baik Teteh dan orang tua ku ga ada yang mempermasalahkan kalau aku harus mendahului Teh Riza.

Tapi rasanya aku ga nyaman kalau harus mendahului Teh Riza. Lagi pula aku dan Niko baru 3 bulan pacaran. Ya meskipun kami sudah dekat sejak jaman kuliah.

Hp ku berbunyi dan menampilkan foto Niko dan aku di layar Hpnya.

"Hallo Ko" kata ku saat sudah menjawab tlpn dari Niko.

"Yang, lupa bilang. Jam 1 gue ada tanding basker. Mau ikut ga?" Tanya Niko.

"Dimana emang?" Tanya ku.

"Pajajaran" jawab Niko.

"Yaudah nanti nyusul aja" kata ku.

"Bareng aja. Nanti dijemput jam 11an ya" kata Niko.

"Ko, gue belum mandi, terus ini udah jam 10.30. Dikira mandi gue cepet apa!" Kata ku.

"Ngapain mandi? Bangun tidur aja lo cantik" kata Niko.

"Pret!" Aku tau si manusia bulu ini lagi ngegombal, tapi sialnya aku malah kemakan gombalannya.

Niko langsung tertawa.

"Yaudah sana mandi. Ada waktu setengah jam. Lumayan kan" kata Niko.

"Iya bawel, hati-hati nanti nyetirnya ya" kata ku.

"Iya... Eh Ja, kenapa sih suka bawel kalau si Yaya makan ga habis?" Tanya Niko.

Aku mengerutkan kening ku, ini ngapain si manusia bulu nanyain beginian? Ga nyambung banget obrolannya.

"Sayang, nanti..." ucapan ku terhenti.

"Sayang Jaja juga" kata Niko sambil tertawa.

Nah kan...

"Demi tuhan, Niko lo makin ga jelas!" Kata ku yang sialnya malah ikut tertawa

Niko langsung mematikan sambungan telpn kami. Si manusia bulu ini makin hari makin nyebelin, tapi sialnya aku malah makin dibikin jatuh cinta sama dia. Duh Niko...

**********************************************************************

Niko sudah memarkirkan mobilnya di parkiran GOR Pajajaran. Setelah melepaskan sabuk pengaman, Niko turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil untuk ku.

Kebiasaan baru Niko yang selalu bikim aku ga berhenti tersenyum. Walaupun sebenarnya kebiasaan ini di picu karna Dito yang memperlakukan ku seperti itu.

F.R.I.E.N.D.Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang