Sudah satu minggu sejak kepulang aku dan Niko dari Yogya. Hari ini rencananya aku dan Niko akan berkunjung kerumah Yaya.
Niko memang belum sempat menjenguk Yaya dan Aksa. Karna memang sekembalinya Niko ke Bandung, dia langsung sibuk mengerjakan tugas-tugasnya yang tertunda di Bandung.
"Dek, Niko udah jemput nih" teriak Teh Riza dari luar kamar.
"Iya Teh" jawab ku dan segera keluar dari kamar.
Niko sedang mengobrol dengan Papah, Mamah dan Teh Riza dihalaman belakang. Aku berjalan mendekat kearah mereka, tapi langkah ku langsung terhenti saat mendengar obrolan serius dari mulut Papah.
"Niko mau minta izin Om buat lamar Adek." kata Niko.
"Om, Tante bahkan Riza sekalipun dari sejak awal ga pernah keberatan kalau memang kamu sama Adek punya rencana buat menikah Ko." Kata Papah.
"Aku kan dari awal udah bilang Ko, kalau mau nikah sama Adek silahkan aja. Ga perlu nunggu aku untuk Nikah. Aku ga mau jadi penghalang untuk rencana baik kalian. Siapa tau jodoh ku ternyata datang pas dihari pernikahan kalian kan?" Kata Teh Riza sambil tertawa.
Aku masih diam dibalik pintu dengam perasaan ga menentu. Antara bahagia dan rasa bersalah menjadi satu.
"Kalian juga udah kenal lama. Kalau memang udah ada rencana buat nikah, yaudah mulai diobrolin aja. Lagian kalian mau nunggu apa lagi sih?" Lanjut Teteh.
"Sebenernya dari awal juga Niko emang udah ada rencana kesana. Tapi ya Niko cuman menghargai keputusannya Adek buat nunggu Teh Riza dulu. Takutnya kalau Niko ngotot ngajak Adek nikah, dia malah kabur dan ngehindarin Niko" kali ini kembali suara Niko yang aku dengar.
Aku tersenyum saat mendengar Niko memanggil ku dengan panggilan Adek.
"Coba diobrolin lagi aja sama Adek ya Ko. Ini juga demi kebaikan kalian kan. Om sama Tante mulai was-was kalau harus lepasin kalian liburan cuman berdua kaya kemarin" kata Papah sambil tertawa.
Aku mendengar Niko tertawa.
"Ah anak ini sih ga akan berani macem-macem sama Adek Pah" kata Teteh.
Teteh ga tau aja....
"Eh tapi ga tau kalau pas lagi berduaan taunya ada setan lewat ya Ko" lanjut Teteh sambil tertawa.
"Nanti Niko coba buat ngobrol sama Adek lagi. Seenggaknya kalau Niko udah ngantongin restu dari Om, Tante dan Teteh berati Niko tinggal yakinin Adeknya" kata Niko.
Aku mundur beberapa langkah dan saat kembali mendekat kearah mereka aku sengaja menghentakkan kaki ku agak sedikit keras.
"Hallo" sapa ku pada Niko.
"Lama amat dandannya, padahal cuman nengokin Aksa doang" kata Teh Riza sambik tertawa.
"Aksa cakep banget Teh. Jadi aku harus cantik kalau ketemu Aksa" kata ku sambil ikut tertawa.
Niko sudah berdiri disamping ku dan tersenyum kearah ku.
"Yuk pergi sekarang" kata Niko.
"Pergi dulu ya Pah, Mah, Teh" kata ku sambil bersalaman kearah mereka.
"Hati-hati. Pulangnya jangan terlalu malam ya" kata Papah saat Niko memberisalam pada beliau.
"Iya Om" jawab Niko.
"Salam Buat semuanya ya" kata Mamah.
"Siap" jawab ku.
Aku dan Niko sudah berada didalam mobil Niko. Sebelum ke rumah Yaya, Niko mengajak ku untuk membeli hadiah terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...