PART 10

7.4K 640 13
                                    

Saat ini aku dan Niko sedang berada disalah satu mall yang ada di kota Bandung. Sejak turun dari parkiran, tangan Niko selalu menggenggam tangan ku dan sialnya hal yang dilakukan Niko ini malah membuat ku semakin bingung.

"Ja, mau makan dulu apa nemenin cari sepatu dulu?" Tanya Niko sambil menggoyang-goyangkan tangan kami.

"Ga terima jawaban terserah ya" tambah Niko sambil menatap ku.

Aku tertawa dan memukul lengan Niko.

"Cari sepatu dulu aja, biar ga buru-buru makannya" jawab ku.

Lalu Niko berjalan membawa ku ke salah satu toko sepatu langganannya yang berada di mall ini. Niko langsung berkeliling mencari sepatu yang ia inginkan. Sedangkan aku berjalan dibelakangnya sambil sesekali memperhatikan sepatu yang Niko pilih.

"Mas, yang ini ada no 45nya gak?" Tanya Niko kesalah satu spb yang berdiri ga jauh darinya.

"Sebentar ya Mas, saya cek dulu" kata spb tadi sambil mengambil sepatu dari tangan Niko.

Niko hanya mengangguk dan berjalan mendekat ke arah ku.

"Bentar yak, lagi dicariin dulu" kata Niko yang sudah beediri dihadapan ku.

Aku mengangguk dan duduk di kursi yang ga jauh dari Niko. Sesekali aku memperhatikan Niko yang sedang melihat-lihat sepatu di dekatnya.

"Mas, yang ini no 45nya udah ga ada" kata spb tersebut.

Niko mengangguk dan menyerahkan sepatu lain untuk dicarikan nomer yang sesuai dengan ukuran kakinya.

"Sebentar ya Mas" kata spb tersebut sambil membungkukan sedikit badannya.

"Ko coba yang itu" kata ku sambil menunjuk sepatu berwarna dasar putih, bermotif hitam dan merah.

"Yang ini?" Tanya Niko.

Aku mengangguk dan menepuk bangku di sebelah ku agar Niko duduk didekat ku.

"Mas, yang ini juga udah ga ada no 45nya" kata spb yang tadi.

Niko menghela nafas panjang.

"Yang ini ada ga? Atau yang ada nomer 45 yang mana aja Mas?" Tanya Niko yang udah mulai sebal karna sepatu yang dia inginkan ga ada yang ukurannya sesuai untuknya.

Aku tertawa dan memperhatikan Niko yang sedang menggaruk kepalanya.

"Salah sendiri ukuran kaki gede bener, jadi susahkan nyari sepatunya" kata ku sambil mengusap punggung Niko.

"Mbak Tiwi sama Mas Dirga anaknya tinggi bener sih. Jadi aja susah nyari sepatu sama celana" kata Niko sambil mendengus.

Aku semakin tertawa mendengar celetukan dari Niko. Dia ini paling susah nyari sepatu dan celana. Makanya Niko lebih seneng jahit celana di bandingkan kalau harus beli di toko-toko pakaian.

"Mas, yang ini ada no 45nya" kata spb sambil menyerahkan sepatu yang persis seperti sepatu yang ku pilihkan tadi.

Niko langsung mencobanya dan memperhatikan pantulan kakinya dari cermin. Sesekali Niko mencoba berjalan menggunakan sepatu tersebut.

"Yaudah yang ini aja Mas" kata Niko sambil menyerahkan kembali sepatu tadi kepada spb yang berada di dekat kami.

"Bentar ya, bayar dulu" kata Niko sambil berjalan ke arah kasir.

Setelah membayar dan membawa tas belanjaannya, Niko kembali berjalan mendekat ke arah ku.

"Yuk udah" kata Niko sambil menujulurkan tangan kanannya ke depan ku.

Aku menerima uluran tangannya dan berdiri di hadapan Niko. Kami berdua berjalan keluar dari toko sepatu dan berjalan sambil bergandengan tangan untuk mengelilingi mall ini lagi.

F.R.I.E.N.D.Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang