Sebelum menuju part terakhir aku mau kasih side storynya niko dulu ya
Ada yang keberatan kah?
Mudah-mudahan ga ada yang kebertan yaa
😆
Selamat membaca!
**********************************************************************
Saat ini aku masih berada di halam rumah Jaja. Setelah pertengkaran yang disebabkan oleh ulah ku sendiri, aku masih ga beranjak dari sini.Rasanya kepala ku mau pecah. Tugas kantor yang cukup menyita waktu dan tenaga, ditambah pertengkaran yang... haaah.
Aku keluar dari dalam mobil dan mengeluarkan sebatang rokok yang sejak tadi berada didalam saku celana ku. Setelah menyalakan dan menghisapnya beberapa kali, aku memperhatikan kearah rumah Jaja yang pintunya sudah tertutup rapat.
Rasanya aku harus bertemu dengan Mas Rian dan Bang Bastian. Walaupun aku gak yakin kalau ketemu mereka masalah ku dengan Jaja akan selesai, tapi seenggaknya kalau ketemu mereka aku bisa dapet hiburan secara cuman-cuma.
Aku buru-buru mengeluarkan Hp dari saku celana ku, lalu segera menghubungi nomer Mas Rian. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya panggilan ku tersambung juga.
"Kenapa Ko?" Tanya Mas Rian.
"Mas lo dimana?" Tanya ku.
"Rumah dong. Ini udah waktunya peluk-pelukan sama istri" jawab Mas Rian.
"Kenapa bro?" Tanya Mas Rian.
"Gue mampir ya?" Kata ku meminta izin.
"Ck makanya cepet kawin sama Diza. Jadi ada motivasi buat cepet-cepet balik kerumah. Bukannya malah ngerecokin rumah tangga orang lain" jawab Mas Rian.
Aku hanya terkekeh mendengar jawaban dari Mas Rian. Kalau orang lain yang mendengar jawaban dari Mas Rian tadi mungkin akan merasa sakit hati atau ga terima dengan kata-kata si Om ini.
Tapi karna aku sudah terlalu mengenal Mas Rian dengan segala omongan menyebalkannya, jadi aku hanya akan tertawa atau bahkan akan membalas ucapannya dengan kata-kata yang jauh lebih menyebalkan.
"Bawa martabak ya Ko" kata Mas Rian lagi.
"Manis apa asin?" Tanya ku.
"Bas, mau martabak manis apa asin?" Tanya Mas Rian ke Bang Bas.
"Martabak apaan?" Bang Bastian malah balik bertanya.
"Niko mau kesini, gue suruh bawa sesajen" jawab Mas Rian.
"Emang dedemit lo berdua" kata ku sambil tertawa.
"Eh si kampret nimbrung aja lo" kata Mas Rian.
"Gue mau martabak manis, keju susu Mas" kata Bang Bastian.
"Ko, manis satu asin satu ya. Manis yang keju susu" kata Mas Rian.
"Iya siap. Gue otw dari rumah Jaja ya" kata ku sambil masuk kembali kedalam mobil.
"Hati-hati ya sayang" kata Mas Rian.
"Pwih, najis!" Kata ku dan langsung menutup sambungan telpn kami.
Aku mengirim pesan untuk Jaja terlebih dahulu sebelum menjalankan mobil ku kembali.
'Aku mampir rumah Mama Ina dulu ya'
Setelah mengirim pesan pada Jaja, aku langsung menjalankan mobil ku kearah rumah Mas Rian. Tentu sebelumnya mampir dulu untuk membawakan pesanan kakak beradik paling sialan sedunia yang pernah ku kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...