Mobil Niko baru saja keluar dari area restoran tempat kami makan malam bersama Yaya, Mas Arian, Mas Bastian dan mbak Lita.
Bertemu dengan mereka benar-benar bisa menaikan mood ku. Walaupun pertemuan tadi diisi dengan pertengkaran ga penting dari 3 laki-laki dewasa tapi kelakuan kaya bocah SD, tapi itu memberikan hiburan tersendiri buat kami.
"Ja" panggil Niko.
Aku yang sejak tadi menatap ke jendela disamping ku langsung mengalihkan tatapan ku ke arah Niko.
"Ya Ko" jawab ku sambil tersenyum.
"Kayanya aku mau mulai bantuin Mbak Tiwi di kantor pusat deh" kata Niko sambil menggenggam tangan ku.
"Kamu keberatan ga yang kalau aku mulai kerja di kantor Bunda?" Tanya Niko sambil melirik ke arah ku.
"Kok tiba-tiba kepikiran gitu?" Tanya ku.
"Kasian aja liat Bunda masih bolak-balik ngantor. Lagian kan sebenernya itu juga harusnya jadi tanggung jawab ku" kata Niko.
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala.
"Mmm Ko, bukan gara-gara obrolan soal Dito tadi kan?" Tanya ku.
Aku teringat obrolan saat makan malam tadi. Saat Mas Bas membandingkan Niko dan Dito, yang secara pekerjaan Dito jelas lebih baik dari Niko.
Aku tau sebenarnya Mas Bas hanya berniat menggoda Niko. Tapi aku ga tau kalau ternyata efeknya membuat Niko menjadi seperti sekarang ini.
"Enggaklah" jawab Niko sambil tertawa.
"Keberadaan si curut disekitar kamu emang kadang bikin aku insecure Ja. Tapi ga sampe bikin aku langsung pengen kerja di kantor Bunda." Lanjut Niko.
"Terus kenapa kok tiba-tiba banget mau kerja sama Tante Tiwi?" Tanya ku lagi.
"Udah kepikiran dari jauh-jauh hari sih Ja. Tapi dulu masih ga berani jauh-jauh dari kamu. Takutnya ada yang ambil" jawab Niko sambil tersenyum.
"Jadi bener kata Tante Tiwi, kalau kamu milih kerja diluar gara-gara biar deket sama aku terus Ko?" Tanya ku sambil berusaha menahan tawa.
"Ya namanya juga usaha yang!" Jawab Niko
"Terus sekarang emang ga takut kalau aku bakal ada yang ambil?" Tanya ku sambil menaikan halis ku.
"Enggak dong, kan lo sayang sama gue" jawaban dari Niko malah membuat ku tertawa.
"Pede banget!" Jawab ku sambil tertawa.
"Lah kalau ga sayang, ga mungkinkan sekarang kita kaya gini?" Tanya Niko sambil mencium punggung tangan ku.
Aku hanya tertawa dan menyandarkan kepala ku dibahu Niko.
"Jadi keberatan ga kalau aku mulai kerja sama Bunda?" Tanya Niko lagi.
"Ya enggak lah Ko. Kenapa juga harus keberatan?" Tanya ku.
"Aku usahain supaya masih bisa anter jemput kamu ngantor ya Ja" kata Niko sambil mengusap rambut ku.
Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.
"Ko" panggil ku saat teringat sesuatu.
"Lagi ada barang yang mau kamu beli ga?" Tanya ku sambil mengubah posisi duduk ku menghadap Niko.
Niko mengerutkan keningnya.
"Kenapa emang?" Tanya Niko sambil melirik ke arah ku.
"Minggu depan kan ulang tahun, aku bingung mau kasih kado apa" jawab ku sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...