Saat ini aku masih berada diruangan Niko. Masih berusaha mengontrol semua emosi yang sedang ku rasakan. Aku kecewa karna Niko selalu menyembunyikan hal-hal penting dari ku.
Apa Niko ga percaya pada ku? Sampai-sampai dia selalu menyimpan segala sesuatunya sendiri. Sebelum masalah ini, dia bahkan ga pernah menceritakan masalalunya.
Aku kira Niko hanya menyimpan tentang kepergian Aras. Tapi nyatanya Niko menyimpan hal lain. Ga menutup kemungkinan kan kalau ternyata Niko masih punya hal lain yang dia ga ceritakan pada ku.
Sebisa mungkin aku mengontrol emosi ku untuk ga meledak dihadapan Niko. Aku berusaha sebisa ku untuk menenangkan diriku sendiri. Sedangkan Niko sepertinya masih cukup tenang dan bisa menghadapi emosi ku yang sedang ga stabil ini.
Karna aku merasa masih ga bisa mengontrol emosi ku dengan baik, akhirnya aku memilih untuk mengambil tas ku dan segera pergi dari ruangan Niko.
Tapi ternyata Niko dengan cepatnya menahan lengan ku dan menarik ku untuk kembali mendekat kearahnya.
"Mau kemana?" Tanya Niko.
"Gue mau balik" jawab ku tanpa menatap Niko.
Aku kembali berusaha membebaskan lengan ku dari jangkauan tangan Niko, tapi ternyata cengkraman tangan Niko cukup kuat.
"Kita lagi nunggu makanan Ja" kata Niko sambil tetap memegang lengan ku.
"Menurut lo gue masih nafsu makan?" Tanya ku sambil menatap Niko malas.
"Kita makan dulu, setelah makan aku anter kamu pulang" kata Niko dengan suara yang masih tenang.
"Lepas! Gue mau balik sekarang!" Kata ku dengan nada bicara yang sudah kembali meninggi.
"Ja... tunggu sebentar" Kata Niko.
"Lepas Niko! Gue bilang lepas!" Kata ku sambil berteriak.
"Duduk Ardiza. Kita makan, baru selesai makan aku anter kamu pulang!" Dan emosi Niko sepertinya sudah mulai terpancing juga
Tiba-tiba pintu ruangan Niko diketuk dan menampilkan seorang laki-laki yang membawa bungkusan plastik. Niko langsung menghampiri laki-laki tersebut dan memberikan beberapa lembar uang pada laki-laki tersebut.
Setelah menutup dan mengunci pintu ruangannya, Niko berjalan kearah ku sambil membawa bungkusan plastik tadi.
Dia kembali duduk dengan tenang di hadapan ku, lalu membuka isi bungkusan plastik tersebut dan langsung menatanya diatas meja.
"Duduk Ardiza" kata Niko sambil menatap datar kearah ku.
Aku masih berdiri dan ga menghiraukan ucapan Niko.
"Kamu mau ngambek kan? Ayok makan dulu. Ngambek juga butuh tenaga" kata Niko yang sudah mulai memasukan makanan kedalam mulutnya.
Maunya apa sih dia ini? Ngerti ga sih kalau aku ini lagi marah sama dia. Bisa-bisanya si manusia bulu ini malah enak-enakan makan!
"Kalau lo mau makan, makan aja sana! Gue mau balik" kata ku sambil berjalan kearah pintu.
"Ardiza Gianira" Panggil Niko.
Dia kira lagi absen mahasiswa di kelas apa? Pake manggil nama lengkap ku segala!
"Gue mau balik" kata ku tanpa menoleh kearah Niko.
Niko menghela nafas panjang.
"Pintunya gue kunci. Kalau mau balik, sini ambil kuncinya disaku celana gue" kata Niko dengan santainya.
Aku menggeram dalam hati lalu membalikan tubuh ku dan kembali berjalan kearah Niko.
"Niko lo tau ga sih kalau gue lagi marah dan kecewa banget sama lo? Heh!" Tanya ku saat sudah berada dihadapan Niko.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E
RomanceYang satu so-soan ga peka. Yang satu lagi ga mau mencoba buat berterus terang dan malah menyimpan banyak rahasia hidupnya sendiri. Gitu aja terus sampai ladang gandum berubah jadi koko krunch! Terlalu sering bersama membuat Ardiza Gianira dan Niko M...