PART 9

6.9K 638 25
                                    

HALLO HALLL HALLO!

ADA YG KANGEN SAMA NIKO DAN JAJA GAAAK?

EHEHEHE.

Haiii

Maaf yak, aku belum bisa lanjutin cerita ini banyak-banyak

Tapi semoga part ini bisa bikin temen-temen tetep nunggu kelanjutam cerita Jaja dan Niko yaa

Selamat membaca!

***********************************************************************

Sudah satu minggu terakhir ini hubungan ku dengan Niko menjadi sedikit ga baik. Setelah kepulangan kami dari anyer, aku berusaha menjauh dari Niko.

Selama seminggu ini juga aku lebih memilih mengendarai mobil ku sendiri ke kantor. Walaupun Niko setiap pagi masih ke rumah dan berusaha menjemput ku. Tapi aku selalu berangkat lebih pagi agar ga bertemi sama si manusia bulu itu.

Jujur aku cukup kesal dengan bentakan Niko tempo hari. Rasanya saat itu aku langsung ingin menangis di tempat. Niko benar-benar menyeramkan saat marah seperti itu.

"Sarapan dulu Dek" kata Mamah saat aku keluar dari kamar ku.

Aku hanya mengangguk dan langsung bergabung dengan Papah dan Teh Riza yang sedang sarapan. Aku melirik ke arah Hp teh Riza. Ternyata dia sedang video call bersama A Gilang.

"Sini Dek" kata Teh Riza sambil menepuk kursi disebelahnya.

Aku hanya tersenyum ke arah Teh Riza. Saat mata ku melihat ke arah layar hp Teh Riza, ekspresi ku langsung berubah 180°.

Manusia ini bener-bener ga punya malu. Bisa-bisanya dia masih bersikap biasa aja terhadap Teh Riza, aku dan kedua orang tua ku!

"Seminggu ini berangkat pagi terus Dek?" Tanya A Gilang sambil tersenyum.

Aku ga menjawab dan langsung memakan sarapan ku. Teh Riza menatap ku bingung, sesekali dia melirik ke arah Papah yang duduk di hadapan kami.

"Hari ini nyetir sendiri lagi Dek?" Tanya Papa.

Aku mengangguk sambil kembali memakan sarapan ku.

"Kok tumben hampir seminggu ini ga bareng Niko? Padahal dia tiap hari jemput kamu juga loh. Cuman kamunya pasti pergi lebih cepet, jadi ga ketemu sama Niko" tanya Papah.

Aku ga berniat menjawab pertanyaan dari Papah dan buru-buru menghabiskan sarapan ku.

"Lagi marahan sama Niko?" Tanya Mamah yang sudah bergabung duduk di meja makan.

Aku menatap Mamah dan menggelengkan kepala.

"Terus kenapa kok kaya lagi main kucing-kucingan?" Tanya Mamah lagi.

"Ga kenapa-kenapa" kata ku sambil berdiri dan membawa piring serta gelas bekas sarapan ku ke arah kitchen sink.

Setelah menyimpannya kedalam kitchen sink, aku berjalan kembali ke arah meja makan lagi dan langsung berpamitan ke Mamah dan Papah.

"Kerja dulu ya, Assalammualaikum" kata ku sambil berjalan ke arah parkiran.

Saat aku akan memasuki mobil, tiba-tiba mobil Niko muncul dan menghalangi mobil ku. Aku hanya diam dan memperhatikan Niko yang mulai keluar dari mobilnya dan berjalan mendekat ke arah ku.

"Akhirnya masih sempet ketemu dirumah" kata Niko sambil tertawa.

Aku masih tetap diam dan belum berminat untuk berbicara dengan si manusia bulu ini.

"Ja, gue mau minta maaf" kata Niko yang tiba-tiba sudah menatap ku dengan serius.

"Gue tau lo pasti marah karna kejadian seminggu yang lalu. Gue akuin gue salah karna udah ngebentak lo. Tapi serius gue ga ada maksud apapun selain karna gue hawatir. Bukan karna hawatir mobil gue kenapa-kenapa Ja. Tapi gue lebih hawatir lo yang kenapa-kenapa" kata Niko yang sialnya malah membuat jantung ku berdetak lebih cepat.

F.R.I.E.N.D.Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang