DUAPULUH SATU [NYAMAN]

44.8K 2.7K 110
                                    

Hati tak bisa memilih untuk berlabuh pada siapa.

AUAH
-febiyollafn

☁️☁️☁️

Syukurlah Eyang dapat diselamatkan, dan keadaan nya sudah membaik.

Tapi, ada sesuatu yang membuat pikiran Keisya dan Dito terganggu setelah menemui eyang yang telah sadar.

Perkataan eyang membuat Keisya dan Dito gak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan. Setelah menyetujui permintaan eyang, Dito membawa Keisya menuju roftoop rumah sakit.

Indah. Itulah yang terlihat dari atas sini. Langit yang gelap akan begitu indah saat ditemani ribuan bintang.

Menakutkan saat membayangkan bagaimana bila mereka jatuh dari ketinggian rooftop ini, namun semua itu tertutupi dengan keindahan warna-warni lampu yang ada dibawahnya.

Dito menatap kosong kearah depan. Keosya hanya diam menatap kearah jalanan yang nampak ramai.

Tiba-tiba tubuh Keisya menggil. Dito langsung menatap khawatir kearah Keisya.

"Lo kenapa?" Tanya Dito khawatir. "Kita turun" lanjutnya, dan hendak melangkah namun ditahan oleh tangan kecil yang terasa panas padahal tutubuhnya menggigil.

"To sini aja ya duduk" kata Keisya lalu duduk lesehan dibawah.

Dito pun mengikuti Keisya yang duduk dibawah. Entah kenapa saat ini hati Dito tak tenang saat menyadari keadaan Keisya yang masih belum pulih.

"Sya kita ngobrol dibawah" kata Dito membujuk Keisya. Saat ini hatinya mendadak ragu akan pilihannya kepada Senja.

"Disini aja, gue gapapa" kata Keisya lemas.

"Gimana lo gapapa, lemes gitu" Dito benar-benar khawatir dengan keadaan Keisya.

"Gue gapapa To, justru lo disini yang lagi gak baik"

"Sya, gue lagi gak mau bahas itu yang gue mau kita turun"

Keisya tersenyum saat melihat wajah Dito yang mengkhawatirkan nya seperti ini, sungguh menggemaskan. Namun, kali ini Keisya sadar dirinya bukan lagi siapa-siapa Dito. Membuat senyumannya luntur seketika.

"Tapi gue mau bahas itu"

"Sya jangan keras kepala"

"To, gue gak mau bohongi mereka"

Mereka saling tatap, dan teguh pada pendiriannya.

"Gue minta maaf, bawa lo masuk dalam masalah ini" kta Dito.

"Bukan lo aja yang salah, gue juga. Lo hanya sekedar membuka pintu dan gue yang mau masuk sendiri" kata Keisya tersenyum. Ia tak tega saat melihat Dito. Jujur hatinya masih sama hanya untuk satu orang yaitu Dito. Tapi, ada rasa sakit dihatinya kali ini, rasa sakit itu tak seberapa dengn cintanya.

Jangan salahkan Keisya, bagaimana bisa melupakan kisah mereka yang sudah berjalan hampir dua tahun harus dilupakan dengan waktu singkat. Semua otu tidak sebanding.

"Kaget banget waktu eyang bilang itu" kata Keisya yang diangguki Dito.

'Flashback On'

Setelah dipindahkan keruangan kembali, eyang sudah sadarkan diri.

Semua langsung masuk dan melihat keadaan eyang yang seperti tidak terjadi apa-apa. Eyang selalu saja memperlihatkan bahwa dia tidak apa-apa.

Keisya berjalan menghampiri wanita paruh baya yang berbaring di atas ranjang dengan wajah yang masih terlihat cantik tanpa make up, ramput putih sebahunya, keriput sudah menghiaso wajahnya namun tak memudarkan kecantikannya.

about us and him ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang