M A A F

1.3K 89 0
                                    


"Zella!"

Zella menoleh kebelakang saat mendengar ada yang memanggil namanya. Dan saat ia berbalik ia bisa melihat laki-laki yang sangat ia tunggu-tunggu balasan chatnya sedari pagi.

"Kak Altair, Kakak kok disini?"

"Dia siapa?" Tanya Altair menghiraukan pertayaan Zella.

Zella meneguk ludahnya kasar. Sungguh ia takut melihat tatapan tajam milik Altair yang menatapnya dengan sorotan dingin.

"Di..dia Tommy. Temen sekolah di Bandung," jawab Zella.

"Bener cuma temen?"

"Iya kak"

"Kita pulang!" Tegas Altair menarik kasar tangan Zella membuat siempunya kesakitan.

"Ishh...." Ringis Zella. Pergelangan tangannya terasa sakit saat Altair menariknya kuat.

Tommy yang melihat Zella meringis kesakitan bangkit dari duduknya dan memegang tangan kiri Zella yang menganggur. Dan jadilah tangan Zella di genggam oleh Altair dan Tommy.

"Woy! Jangan kasar dong sama perempuan!" Sarkas Tommy.

"Bukan.urusan.lo!!" Kata Altair penuh penekanan.

"Jelas ini urusan gue. Karna Zella itu temen gue!" Balas Tommy tak kalah tajam.

Altair tersenyum meremehkan." Baru temen kan? Gue pacarnya!"

Tommy terhenyak. Ia merasa ada seperti ada ribuan pisau yang mengena di hatinya. Apa ini yang dinamakan kalah sebelum berperang atau sakit tapi tak berdarah?

Tapi tak lama seringain muncul dibibir Tommy." Lo inget kata pepatah, sebelum janur kuning melengkung gue masih bisa nikung." Bisik Tommya tepat di telinga Altair.

Altair mengepalkan tangannya kuat sampai uratnya terlihat." Bangsat!" Umpat Altair.

Altair melepas genggaman tangannya pada Zella dan segera memberi bogeman mentah pada Tommy. Altair menghajar Tommy membabi buta. Masih ingatkah kalian Altair tidak suka miliknya di rebut atau orang itu akan babak belur di tangannya tidak peduli itu pria atau wanita. Baginya Zella adalah orang yang ia sayang setelah mommynya.

Bugh

Bugh

Pukulan Altair membuat Tommy babak belur. Sudut bibir robek dan banya luka lebam di pipinya.

"Udah kak....udah" lirih Zella.

"Tom lo ngga papa kan?" Tanya Zella khawatir ingin membantu berdiri tapi pinggannya langsung ditarik oleh Altair untuk mendekat.

"Jangan bantu dia!" Tekan Altair.

"Ta..tapi dia kesakitakan kak. Kasian dia," ujar Zella.

"Banyak orang disini bukan kamu doang. Dia nggak akan mati cuma karena pukulan biasa kaya gitu," ujar Altair tenang seolah tidak terjadi apa-apa.

Zella yang mendengar penuturan Altair dibuat cengo. Apa kata Altair tadi, pukulan biasa? Pukulan biasa saja juga sudah membuat Tommy limbung bagaimana dengan pukulan luar biasa?

"Tapi kan kak.." Zella hendak membantah tapi Altair kembali memotongnya.

"Zella kakak bilang enggak yang enggak! Kakak ngga suka kamu ngebangkang kaya gini!" Gertak Altair dan langsung menggenggam tangan Zella menjauhi kerumunan.

"Sorry Tom gue ngga bisa bantu lo" kata Zella yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati. Ia melihat Tommy iba. Tommy juga melihatnya dan ada raut kecewa di matanya.

"Kak" panggil Zella saat mereka sudah ada didepan mobil Altair.

Altair masih mengendalikan emosinya. Ia harus bisa mengendalikan emosinya ia takut kalau ia malah akan menyakiti Zella.

ALTAIR PSYCHO || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang