T E R C Y D U K

766 53 0
                                    

P E M B U K A

Sinar matahari sudah menyingsing tinggi di ufuk timur. Bahkan sinarnya sudah masuk lewat fentilasi kamar Apartemen Altair, kicauan burung juga menyambut pagi yang begitu cerah pagi ini.

Altair memandang wajah damai disampingnya yang masih sangat pulas memejamkan matanya. Untung saja sekarang hari minggu dan mereka berdua masih bisa berleha-leha diatas tempat tidur.

Altair tersenyum, ia sangat beruntung mendapatkan pacar secantik Zella. Ia bertekad akan selalu menjaga Zella degan seluruh nyawanya. Tak akan Altair biarkan orang- orang yang akan menyakiti Zella hidup tenang. Dia berjanji akan selalu membuat Zella bahagia, tanpa kesedihan. Tapi jika suatu saat Zella bersedih karenanya, Altair tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Brak!!

"ALTAIR!! APA APAAN KAMU!" Seru wanita paruhbaya diambang pintu kamar Apartemen.

Zella yang mendengar teriakan spontan itu langsung terbangun dari tidurnya. Begitupun Altair yang melotot kaget saat melihat mommynya sedang menatap marah kearahnya.

"Ta...nte" lirih Zella pelan.

"Bangun Altair dan segera temui mommy di ruang tamu," ucap Elira tegas.

Altair menghela nafasnya pelan. Ia melihat kebawah dan melihat Zella yang tampak ketakutakan.

"Ayo turun, jangan takut. Kita ngga lakuin apa-apa juga," ujar Altair mengusap bahu Zella.

"Hem...iya" lirih Zella.

Altair dan Zella beranjak dari tempat tidur menuju ruang tamu. Disana Elina duduk dengan anggun tapi tersirat kemarahan dalam matanya.

"Kalian duduk dan jelaskan, kenapa kalian bisa tidur seranjang?!" Tanya Elina Tegas.

"Altair ngga lakuin apa-apa sama Zella, kita cuma tidur bareng. Udah itu aja," jawab Altair.

"Mommy juga tahu kalau kalian itu hanya tidur saja tapi..."

"Kan mommy udah tau ya udah ngga usah diperbesar lah masalah ini," ketus Altair memotong ucapan Elina.

"Dasar anak nakal. Bukan masalah itu Al, tapi dalan agama kita haram hukumnya orang yang belum muhrim itu tidur seranjang. Dulu, saat kita masih memeluk Atheis tidak ada hukum haram atau tidaknya tidak masalah, tapi ini menyangkut agama islam yang sudah kita peluk Al. Kamu tidak bisa sebebas dulu keluar masuk membawa perempuan ke Apartemen kamu," jelas Elina.

Memang sudah enam tahun lalu keluarga Altair memilih hijrah dan memeluk agama islam.

"Terus mau mommy gimana?" Tanya Altair malas.

"Kita tunggu daddy dulu," jawab Elina.

"He'em" jawab Altair seadanya.

"Kak Aku takut," bisik Zella.

Altair mengenggam tangan Zella." Ngga perlu ada yang ditakutkan, semua akan baik-baik aja, oke!" Bisik Altair.

Zella mengangguk pasarah, entah apa yang akan dilakukan oleh ayah bundanya jika tahu masalah ini. Mungkin Zella akan dicoret dari kartu keluarga, maybe?

ALTAIR PSYCHO || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang